Sabtu, 19 April 2014

KETURUNAN DARA PETAK - WONGSO (MELAYU – JAWA - BALI) DI NUSANTARA


Assalaamu 'alaikum Wr.Wb dan salam damai serta sejahtera untuk kita semua.
Dimuat ulang Oleh :    Dinasti Rajasa  Rani Jaya Negara.
Pengantar :
Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara  adalah dinasti kerajaan  melaksanakan dengan cara “Demokrasi Pancasila Indonesia” dalam praktek pemerintahan manusia, tetapi melaksanakan dengan cara  monarki/otokrasi pemerintahan  manusia gaib (bangsa Jin) di Mojopahit sehingga luas wilayah masyarakat bangsa halusnya  sama seperti yang digelar oleh Prabu Wikrama Wardana hingga Prabu Hayam wuruk.
Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara  adalah dinasti  yang beranggotakan sebagian keturunan  manusia siluman yang awalnya berdomisili di pulau Jawa namun menyebar ke seluruh nusantara karena penyebaran alamiah  dan non alamiah.  
Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara adalah dinasti baru setelah kerajaan yang didirikan oleh Raden Wijaya telah runtuh karena dilanda perang Paregrek.  Peristiwa tersebut terjadi pada masa kejayaan Dinasti Raden Wijaya ketika itu raja yang berkuasa adalah Raden Mas Prabu Hayam Wuruk. Raden Mas Prabu Hayam Wuruk itu masih keturunan Nyi Ratu Tribuwana Tungga Dewi, saudara Raden Mas Prabu Jaya Negara.

Setelah Dinasti Raden Wijaya tumbang maka ada dinasti baru sebagai penggantinya karena seorang bangsawan muda gagah perkasa dinaikkan tahta atas persetujuan para pengikut patih Rangga Lawe yang masih setia. Beliau bergelar Raden Mas Rajasa Rani Jaya Negara. Raden Mas Rajasa Rani Jaya Negara adalah seorang pemuda gagah berani dari garis keturunan Raden Mas Jaya Negara putra kandung Raden Wijaya pendiri kerajaan Mojopahit.

Awal pemerintahan dinasti Rajasa Rani Jaya Negara.
Setelelah kerajaan Kute ditahlukkan oleh  Dyah Ayu Nyi Ratu Kencono Wungu beserta para patih dan prajuritnya, maka pulau Bali bergabung dengan wilayah kerajaan Mojopahit.
Dinasti Rajasa Prabu Wikrama Wardana telah mampu menyatukan wilayah kerajaan Mojopahit pada masa maha patih Gajah mada. Setelah Raden Mas Prabu Hayam Wuruk Rajasa Wikrama Wardana istirahat tidak mau melanjutkan kekuasaannya karena strees berat akibat perang Paregrek, maka sebagai kelanjutannya yang mengurusi wilayah tersebut adalah Raden Mas Rajasa Rani Jaya Negara.
Beberapa tahun kemudian Belanda dan Inggris datang untuk berdagang di Nusantara.  Dalam perkembangan selanjutnya Belanda dan Inggris untuk memudahkan keinginannya untuk memenuhi bahan dagangannya membentuk pemerintahan Hindia Belanda dengan status Quo  di Nusantara, Inggris juga membentuk pemerintahan dengan status Quo  didampingi Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara. Wilayah   kerajaan Raden Mas Rajasa Rani Jaya Negara adalah seluruh bekas jajahan Belanda dan Inggris di nusantara.
Dalam perjuangan menitih kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Dinasti Rajasa Rani  menempuh  dengan dua cara   “Dengan kerjasama” atau " Kooperatif" serta "non kooperatif".

Pengertian manusia Siluman :
Manusia Siluman adalah manusia yang jika zasatnya mati, ruhnya  masih hidup dan bisa datang jika diundang  dengan cara-cara tertentu  jika dalam keadaan tidak terikat atau terbelenggu.


Awal berdirinya Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara.

Patih Rangga Lawe memberontak karena ingin Menjadi Raja. Namun akhirnya patih Rangga meninggal di sungai Solo beserta beberapa pasukannya. Mereka kalah dan akhirnya sebagian besar pasukannya masuk ke kawasan hutan sebelah selatan kadipeten Tuban.  Mereka tetap melanjutkan keinginannya untuk menggulingkan tahta Raden Mas Prabu Hayam Wuruk dengan menentang pernikahan anak prabu Siliwangi dengan Raden Mas Prabu Hayam Wuruk, dengan cara membela calon menantu Prabu Siliwangi dari kerajaan Pajajaran.  Prabu Siliwangi Menolak lamaran Raden Mas Prabu Hayam Wuruk, akhirnya terjadi peperangan antara kerajaan Mojopahit dengan kerajaan Pajajaran yang dikenal dengan istilah perang paregrek. akhiranya  kerajaan Raden Mas Prabu Hayam Wuruk strees berat karena Prabu Siliwangi atau Calon mertuanya meninggal di lokasi pertempuran.


“ Bendera kerajaan Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara Merah-Putih”  tetap seperti semula  saat Raden Mas Prabu Hayam Wuruk berkuasa. Hal ini disebabkan karena ikatan persaudaraan yang sangat kuat para keturunan  Raden Wijaya sebagai leluhur mereka pendiri kerajaan Majapahit.

Setelah berhasil menumbangkan kerajaan Pajajaran maka  dibawah komando RM Aryo Binangun Purbengkoro Rajasa Rani Jaya Negara atau Raden Mas Rajasa Rani Jaya Negara menggelar kekuasaan baru dibantu oleh utusan dari negeri Campa (Cina). Setelah wafat masyarakat sekitar hutan tarik membuat patung RM Aryo Binangun Purbengkoro Rajasa Rani Joyo Negoro, namun setelah selesai mau dijadikan prasastai utusan Cina melarang karena kuatnya pengaruh islam , berkata " Pakai berpatung segala apakah kalian mau mati semuanya ?" . Masyarakat ketakutan, akhirnya patung tersebut di bawa oleh utusan dari Negeri Cina untuk di bawa ke Negara Cina, yaitu asal muasal dara putri cina yaitu Nyi Ratu Putri Campa yang merupakan dara cantik untuk dijadikan permaisuri hadiah kaisar cina Kubilaikhan kepada Raden Wijaya pada saat awal berdirinya kerajaan Mojopahit, karena beliau telah dapat mengalahkan pasukan Jaya Katwang atau Jaya Katong. Prajurit cina tersebut melarang masyarakat berpatung karena mengetahui bahwa pengaruh islam sangat kuat setelah istirahatnya Raden Mas Prabu Hayam Wuruk (1350-1389) dari kursi kerajaannya.

Susuhunan utama dinasti Rajasa Rani Jaya Negara adalah “ Panembahan Mayangkoro” Sultan Brawijaya VII  (Jawa Timur). 

RM.Aryo Binangun Purbengkoro atau Raden Mas Aryo Binangun Rajasa Rani Jaya Negara atau Raden Mas Rajasa Rani Jaya Negara  adalah nama aslinya dan  bergelar Sri Rajasa Rani Jaya Negara  “Sebagai pendiri Dinasti  Rajasa Rani Jaya Negara" berkedudukan di wilayah  timur laut bekas hutan tarik.

Tugas beliau sebagai Raja pertama dari Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara adalah mengambil alih tampuk kekuasaan  baru yang digelar oleh Prabu Hayam Wuruk setelah hancur berantakan karena dilanda perang paregrek. Selama Belanda dan Inggris menggelar kekuasaan Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara di nusantara terbantu, karena dengan bekerjasama dengan Inggris dan Belanda urusan penempatan  orang-orang kerajaannya serta urusan transportasi ke semua wilayah kerajaan Mojopahit semakin mudah.

Selama pemerintahannya para abdi kerajaannya selalu bekerjasama/kooperatif  dengan Inggris dan Belanda dalam menggelar kekuasaannya di Nusantara.  Namun pada akhirnya sekitar tahun 1939 kerjasama yang telah digelar mengalami gangguan/mulai non kooperatif  karena Jepang mulai memasuki wilayah nusantara.

Walaupun demikian setelah Indonesia merdeka kondisi hubungan antara Kerajaan Belanda dan Inggris tetap berjalan baik  tanpa kendala. Semangat anti kolonialis yang melanda nusantara setelah Indonesia merdeka (Zaman Orde baru) tidak mempengaruhi kerjasama antara Asia dan Eropa yang digelar Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara ini. Pada saat ini banyak mahasiswa yang dikirim ke Belanda dan Inggris untuk menindak lanjuti silaturahmi antar negara taklukan dan kerajaan penguasa yaitu kerajaan Hindia Belanda tempo dulu.

Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara tidak pernah memicu untuk mengusir Belanda dan Inggris dari Nusantara. Mereka pada saat perjuangan anti kolonialis memilih mengambil posisi diam atau netral namun pada akhirnya ikut perang juga mengusir semua kolonialis pada saat perang kemerdekaan. Setelah Nusantara-Mojopahit merdeka mereka tidak semuanya menghendaki negara persekemakmuran dengan Kerajaan Inggris dan Kerajaan Belanda untuk seluruh  wilayahnya dan tetap menginginkan seluruh bekas jajahan Inggris dan Belanda di negaranya  berbendera tetap satu yaitu  Merah Putih. Kesulitan Komunikasi karena dilanda perang besar akhirnya  yang terlihat kondisi nusantara seperti sekarang ini.

Memilih urusan wiraswasta, pedagang, petani, nelayan dan kehidupan politik adalah pilihan jalan hidup  yang pertama pada masa sekarang, sedangkan sebagai  pegawai pemerintahan adalah pilihan yang kedua dari  keturunan Dinasti Rani Jaya Negara. Namun pada akhirnya meningkat keinginannya menjadi abdi negara sepanjang tahun.

Keterangan:
Menurut Cerita Rakyat setempat sekitar daerah bekas hutan tarik, pada masa kecil Raden Mas  Rajasa Rani Jaya Negara senang bermain layang-layang. Layang-layangnya sangat besar seperti ganthole sesehingga anak kecil mampu dibawa terbang.

Pada masa kecil kategori kurus, beliau naik layang-layang (kalau zaman sekarang mirip ganthole) karena beliau memang sangat berani. Layang-layang terus membumbung tinggi dan dapat dipanggung atau dapat di tambat sehingga penduduk sekitar tempat beliau bermain melihatnya kecil sekali karena sangat tinggi. Pada kondisi seperti itu ada angin lesus (angin putar di musim kemarau) lewat dan memutuskan tali layang layang.  Bersama layang-layang terus membumbung tinggi terbang dibawa lesus hingga sampai jatuh ke negara Cina. Sampai di negeri cina tangan beliau hanya kelihatan sebelah saja karena disembunyikan di dalam bajunya sebab jari tangannya putus di sekitar tempat permainan pada saat dipulas lesus.

Utusan Kaisar Cina menolong beliau pada saat beliau terdampar di negeri Cina. Kaisar Cina memanggil Tabib ternama yang memiliki kesaktian yang luar biasa. 

Tabib tersebut memiliki seekor gagak yang dinamakan gagak rimang. Gagak rimang mampu terbag jauh sesuai perintah tabib. Gagak rimang disuruh terbang ke wilayah hutan tarik untuk mengambil potongan jari tangan Raden Mas Rajasa Rani Jaya Negara, setelah diperolehnya diberikan kepada tabib tersebut.

Tidak lama kemudian tabib tersebut memerintahkan punggawa Kaisar untuk menangkap burung hud-hud. Setelah punggawa kaisar Cina berhasil menangkap burung hud-hud tersebut diberikan kepada tabib.

Tabib tersebut mengambil liur burung hud-hud dan menyambung potongan jari tangan yang dibawa gagak rimang tersebut ke tangan Raden Mas Rajasa Rani Jaya Negara.  Tabib tersebut menyambung tangan yang terpotong dengan liur burung hud-hud lalu diperban sehingga benar-benar sembuh. Ramuan jamu tradisional juga diberikan kepada Raden Mas Rajasa Rani Jaya negara sehingga badannya kuat serta cepat sembuh.

Setelah sembuh, maka beliau di antarkan ke hutan tarik untuk dipertemukan dengan keluarganya.  Kedatangan tamu tidak di undang beserta anak kesayangannya,  maka kondisi yang haru menyelimuti masyarakat sekitar hutan tarik. 

Oleh sebab itulah maka setelah beliau menjadi raja pertama dari Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara tidak boleh dibuat patungnya.  Ada kekhawatiran dari pihak kekaisaran Cina ada gangguan terhadap patung tersebut.  Jika ada orang yang berani mengganggu patung maka ketika bagian jari tangan patung tersebut kelihatan puntung atau putus , itu dianggab merendahkan martabat kaisar Cina. Kaisar cina dan tabib tidak mau dikerjain oleh masyarakat yang usil  untuk memicu pertikaian. Selain itu, pengaruh yang besar pengaruh pesatnya perkembangan islam di nusantara juga membahayakan nasib pembuat patung.

                                                                                  Selesai

Sabtu, 12 April 2014

INTER MEZO KERAJAAN MOJOPAHIT GARIS KETURUNAN PRABU WIKRAMA WARDANA DENGAN PUTRI KENYA-KALIMANTAN


Assalaamu ;alaikum Wr.Wb dan salam damai serta sejahtera untuk kita semua
Setelah diadakan pengamatan oleh ketua perwaku kabupaten Malinau ternyata semenjak tahun 1901 dari kerajaan Mojopahit yang masih melanjutkan wangsanya yaitu wangsa  Raden Wijaya  ada 3  yaitu :
1.  Keraton Surakarta dengan garis keturunan Nyi Ratu Ayu Parameswari Sri Wardani Empu Kebi, ratu Mojopahit anak baginda Prabu Wikrama Wardana.  (Jawa dengan Jawa - India- Palawestu(pallawa)) Lahir dari keturunan ini raja-raja Surakarta di keraton Solo dan Nyi Ayu Siti Suhartinah – Soeharto presiden RI yang kedua (sudah almarhum) yang memiliki anak yang masih tergolong pengusaha terbesar yaitu  "Mbak tutut". Mereka adalah tergolong keturunan Raden Wijaya pendiri kerajaan Mojopahit dan memiliki dinasti tersendiri yaitu "Dinasti Wikrama Wardana".
2.     Tidak ada keraton karena tertimbun letusan gunung Welirang, Gunung Arjuna, Gunung Semeru yaitu Nyi Ratu Ayu Kencana Wungu  putri  Prabu Wikrama Wardana dengan putri Dayak Kenya dari Kalimantan. (Jawa  dengan Kalimantan - Amerika - Kenya) lalu menikah dengan keturunan Nyi Ratu Gaya Tri dan keturunan Raden Mas Prabu Jaya Negara. Setelah Prabu Hayam Wuruk strees berat akibat perang paregrek, dilanjutkan oleh Raden Mas Rajasa Rani Jaya Negara yang akhirnya membentuk dinasti sendiri dengan sebutan "Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara".  Mereka masih keturunan Raden Wijaya pendiri kerajaan Mojopahit. Lahir dari keturunan ini bapak Supardi,S.Pd,M.Pd ketua PERWAKU kabupaten Malinau yang pertama yang masih tergolong keturunan galur muni (permaisuri) dinasti Rajasa Rani Jaya Negara.
3.   Kerajaan Kute di daerah Bali yang putrinya dipersunting oleh  Prabu Wikrama Wardana. (Jawa dengan Bali – India- Palawestu). Setelah di jawa mereka juga menikah dengan para keturunan dari Nyi Ratu Gayatri serta selir Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara. Lahir dari keturunan ini adalah beliau bapak Ir.Soekarno presiden RI yang pertama (sudah almarhum). Beliau adalah termasuk Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara. Terlahir cucu beliau namanya Puan Maha Rani atau Ni Mas  Ayu Puan Maha Rani Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara.

Prabu Hayam wuruk adalah raja Mojopahit tergolong  dinasti namanya " Dinasti Raden Wijaya" Dinasti Raden Wijaya mengalami puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, setelah itu dinasti ini dianggab istirahat entah sampai kapan istirahatnya. Ada keturunannya prabu Hayam Wuruk dengan keturunan Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara namun silsilahnya dirahasiakan mengingat adanya politik hitam melanda di nusantara dengan pertimbangan biarlah mereka tetap menjadi orang-orang yang sangat kaya raya terlindung gangguan para pengikut politik hitam.

Kedua Dinasti yaitu Dinasti Wikrama Wardana dan Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara  masih belum pernah termashur namun masih terus merintis menuju kemashuran. 

“Kita harus bersyukur sebagai keturunan Nyi Ratu Kencana Wungu Tri Buwono Tungga Dewi  yang juga masih keturunan Pabu Jaya negara serta Nyi Ratu Gayatri bisa hidup di alam kemerdekaan ini lebih baik dengan adanya partai Demokrat yang berkuasa mulai tahun 2004 tersebut. Kepada bapak  Presiden Susilo Bambang Yudoyono beserta jajarannya atas nama keturunan Nyi Ratu Ayu Kencana Wungu dan keturunan Raden Mas Jaya Negara  serta keturunan Nyi Ratu Gayatri, kami  mengucapkan terima kasih”. Itulah kata ketua perwaku kabupaten Malinau bapak Supardi,S.Pd,M.Pd  melalui  tulisan ini, karena beliau adalah masih keturunan Nyi Ratu Ayu Kencana Wungu, keturunan Nyi Ratu Gaya Tri dengan keturunan Raden Mas  Rajasa Rani Jaya Negara yang hingga tahun 2004 berdomisili di pulau Jawa bersama keluarga besar beliau, namun  sekarang memisahkan diri setelah berkeluarga, menetap di pulau Kalimantan, propinsi KALTARA. Beliau hijrah bersama keluarga dari pulau Jawa ke pulau Kalimantan, istilahnya kembali mengabdi kepada leluhur putri, istri Prabu Wikrama Wardana raja Mojopahit dari suku Kenya yaitu leluhur Nyi Ratu Ayu Kencono Wungu dengan keturunan Raden Mas Rajasa Rani Jaya Negara.
Makam patih Roh Boyo, pengawal Nyi Ratu Ayu Kencana Wungu  keturunan Putri Dayak dengan Prabu Wikrama Wardana Raja Mojopahit, masih  ada dan berada di Desa Randegan, Kecamatan Dawar Blandong, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Saat ke Jawa pak ketua  perwaku kabupaten Malinau sempat nyekar ke makam Patih Roh Boyo dan berdoa bersama keluarga. Nuansa mengenang kejayaan kerajaan Mojopahit saat Nyi Ratu Ayu Kencana Wungu berkuasa di Nusantara pada waktu zaman dahulu  menyelimuti benak beliau, setelah itu melanjutkan perjalanannya lagi, lalu kembali lagi ke pulau Kalimantan karena beliau beserta keluarganya sudah menetap di pulau Kalimantan. Istri beliau namanya Maria Ulfah bekerja di RSUD  dikaruniani 3 orang anak yaitu :
1.   Adi Putra Purwa Nugraha (ADI  PPN) sekarang tingkat Akhir  sederajat SLTA di pondok pesantren Gontor- Jawa Timur.
2.      Bagus Leksana Dwi Nugraha  (BAGUS LDN) sekarang di SMPN-2 Kelas 1 Malinau Kota.
3.      Rahmawati Tri Nugraheni ( Rahmawati TN) sekarang duduk di kelas 3 SDN 005 Malinau Kota.
Di pulau Jawa, saudara tertua beliau adalah  SETO, sedangkan saudara  termudanya bernama RANI. Tiga Orang menjadi Abdi Negara  dan abdi mayarakat yang lainnya abdi masyarakat.  Saat beliau remaja diambil anak oleh paman beliau karena tidak punya anak, yaitu bapak RASIO Rajasa Rani Jaya Negara (tidak punya anak dan rumahnya dulu paling besar se kabupaten MOJOKERTO  dan kategori mewah) namun tidak ada yang mengurusi yang semenjak usia 17 tahun hingga wafat sekitar usia 69 tahun. Bapak RASIO wafat karena sakit kepala dan strook hingga tidak bisa makan (kram rahangnya) karena terlalu banyak makan daging bebek yang berlemak. Rumah besar dan tanah beliau ditinggalkan oleh bapak Supardi,S.Pd,M.Pd karena beliau ingin mengabdi ke daerah leluhur Nyi Ratu Ayu Kencana Wungu yaitu putrinya istri Prabu Wikrama Wardana Raja kerajaan Mojopahit pada waktu dulu.

                                                                                            Selesai