Sabtu, 12 April 2014

INTER MEZO KERAJAAN MOJOPAHIT GARIS KETURUNAN PRABU WIKRAMA WARDANA DENGAN PUTRI KENYA-KALIMANTAN


Assalaamu ;alaikum Wr.Wb dan salam damai serta sejahtera untuk kita semua
Setelah diadakan pengamatan oleh ketua perwaku kabupaten Malinau ternyata semenjak tahun 1901 dari kerajaan Mojopahit yang masih melanjutkan wangsanya yaitu wangsa  Raden Wijaya  ada 3  yaitu :
1.  Keraton Surakarta dengan garis keturunan Nyi Ratu Ayu Parameswari Sri Wardani Empu Kebi, ratu Mojopahit anak baginda Prabu Wikrama Wardana.  (Jawa dengan Jawa - India- Palawestu(pallawa)) Lahir dari keturunan ini raja-raja Surakarta di keraton Solo dan Nyi Ayu Siti Suhartinah – Soeharto presiden RI yang kedua (sudah almarhum) yang memiliki anak yang masih tergolong pengusaha terbesar yaitu  "Mbak tutut". Mereka adalah tergolong keturunan Raden Wijaya pendiri kerajaan Mojopahit dan memiliki dinasti tersendiri yaitu "Dinasti Wikrama Wardana".
2.     Tidak ada keraton karena tertimbun letusan gunung Welirang, Gunung Arjuna, Gunung Semeru yaitu Nyi Ratu Ayu Kencana Wungu  putri  Prabu Wikrama Wardana dengan putri Dayak Kenya dari Kalimantan. (Jawa  dengan Kalimantan - Amerika - Kenya) lalu menikah dengan keturunan Nyi Ratu Gaya Tri dan keturunan Raden Mas Prabu Jaya Negara. Setelah Prabu Hayam Wuruk strees berat akibat perang paregrek, dilanjutkan oleh Raden Mas Rajasa Rani Jaya Negara yang akhirnya membentuk dinasti sendiri dengan sebutan "Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara".  Mereka masih keturunan Raden Wijaya pendiri kerajaan Mojopahit. Lahir dari keturunan ini bapak Supardi,S.Pd,M.Pd ketua PERWAKU kabupaten Malinau yang pertama yang masih tergolong keturunan galur muni (permaisuri) dinasti Rajasa Rani Jaya Negara.
3.   Kerajaan Kute di daerah Bali yang putrinya dipersunting oleh  Prabu Wikrama Wardana. (Jawa dengan Bali – India- Palawestu). Setelah di jawa mereka juga menikah dengan para keturunan dari Nyi Ratu Gayatri serta selir Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara. Lahir dari keturunan ini adalah beliau bapak Ir.Soekarno presiden RI yang pertama (sudah almarhum). Beliau adalah termasuk Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara. Terlahir cucu beliau namanya Puan Maha Rani atau Ni Mas  Ayu Puan Maha Rani Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara.

Prabu Hayam wuruk adalah raja Mojopahit tergolong  dinasti namanya " Dinasti Raden Wijaya" Dinasti Raden Wijaya mengalami puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, setelah itu dinasti ini dianggab istirahat entah sampai kapan istirahatnya. Ada keturunannya prabu Hayam Wuruk dengan keturunan Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara namun silsilahnya dirahasiakan mengingat adanya politik hitam melanda di nusantara dengan pertimbangan biarlah mereka tetap menjadi orang-orang yang sangat kaya raya terlindung gangguan para pengikut politik hitam.

Kedua Dinasti yaitu Dinasti Wikrama Wardana dan Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara  masih belum pernah termashur namun masih terus merintis menuju kemashuran. 

“Kita harus bersyukur sebagai keturunan Nyi Ratu Kencana Wungu Tri Buwono Tungga Dewi  yang juga masih keturunan Pabu Jaya negara serta Nyi Ratu Gayatri bisa hidup di alam kemerdekaan ini lebih baik dengan adanya partai Demokrat yang berkuasa mulai tahun 2004 tersebut. Kepada bapak  Presiden Susilo Bambang Yudoyono beserta jajarannya atas nama keturunan Nyi Ratu Ayu Kencana Wungu dan keturunan Raden Mas Jaya Negara  serta keturunan Nyi Ratu Gayatri, kami  mengucapkan terima kasih”. Itulah kata ketua perwaku kabupaten Malinau bapak Supardi,S.Pd,M.Pd  melalui  tulisan ini, karena beliau adalah masih keturunan Nyi Ratu Ayu Kencana Wungu, keturunan Nyi Ratu Gaya Tri dengan keturunan Raden Mas  Rajasa Rani Jaya Negara yang hingga tahun 2004 berdomisili di pulau Jawa bersama keluarga besar beliau, namun  sekarang memisahkan diri setelah berkeluarga, menetap di pulau Kalimantan, propinsi KALTARA. Beliau hijrah bersama keluarga dari pulau Jawa ke pulau Kalimantan, istilahnya kembali mengabdi kepada leluhur putri, istri Prabu Wikrama Wardana raja Mojopahit dari suku Kenya yaitu leluhur Nyi Ratu Ayu Kencono Wungu dengan keturunan Raden Mas Rajasa Rani Jaya Negara.
Makam patih Roh Boyo, pengawal Nyi Ratu Ayu Kencana Wungu  keturunan Putri Dayak dengan Prabu Wikrama Wardana Raja Mojopahit, masih  ada dan berada di Desa Randegan, Kecamatan Dawar Blandong, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Saat ke Jawa pak ketua  perwaku kabupaten Malinau sempat nyekar ke makam Patih Roh Boyo dan berdoa bersama keluarga. Nuansa mengenang kejayaan kerajaan Mojopahit saat Nyi Ratu Ayu Kencana Wungu berkuasa di Nusantara pada waktu zaman dahulu  menyelimuti benak beliau, setelah itu melanjutkan perjalanannya lagi, lalu kembali lagi ke pulau Kalimantan karena beliau beserta keluarganya sudah menetap di pulau Kalimantan. Istri beliau namanya Maria Ulfah bekerja di RSUD  dikaruniani 3 orang anak yaitu :
1.   Adi Putra Purwa Nugraha (ADI  PPN) sekarang tingkat Akhir  sederajat SLTA di pondok pesantren Gontor- Jawa Timur.
2.      Bagus Leksana Dwi Nugraha  (BAGUS LDN) sekarang di SMPN-2 Kelas 1 Malinau Kota.
3.      Rahmawati Tri Nugraheni ( Rahmawati TN) sekarang duduk di kelas 3 SDN 005 Malinau Kota.
Di pulau Jawa, saudara tertua beliau adalah  SETO, sedangkan saudara  termudanya bernama RANI. Tiga Orang menjadi Abdi Negara  dan abdi mayarakat yang lainnya abdi masyarakat.  Saat beliau remaja diambil anak oleh paman beliau karena tidak punya anak, yaitu bapak RASIO Rajasa Rani Jaya Negara (tidak punya anak dan rumahnya dulu paling besar se kabupaten MOJOKERTO  dan kategori mewah) namun tidak ada yang mengurusi yang semenjak usia 17 tahun hingga wafat sekitar usia 69 tahun. Bapak RASIO wafat karena sakit kepala dan strook hingga tidak bisa makan (kram rahangnya) karena terlalu banyak makan daging bebek yang berlemak. Rumah besar dan tanah beliau ditinggalkan oleh bapak Supardi,S.Pd,M.Pd karena beliau ingin mengabdi ke daerah leluhur Nyi Ratu Ayu Kencana Wungu yaitu putrinya istri Prabu Wikrama Wardana Raja kerajaan Mojopahit pada waktu dulu.

                                                                                            Selesai

Tidak ada komentar: