Sabtu, 10 Mei 2014

DINASTI RAJASA RANI JAYA NEGARA (DARA PETAK - WONGSO).


KERAJAAN SAMAR MAJAPAHIT  DINASTI RAJASA RANI JAYA NEGARA
   PENGABDIAN PATIH KE-25 “
1977- 06 Mei 2014.

" Mau menjadi Pegawai Negari Sipil di Negara Kesatuan Republik Indonesia dari tahun 1993-sekarang".
1. 1997-1982 Komandan barisan upacara pengibaran merah-putih tiap giliran kelasnya.
2. 1983-1986 Komandan barisan upacara pengibaran merah-putih tiap hari senin dengan satu Komandan cadangan.
3. 1988 Sebagai pengibar bendera pusaka merah-putih 503 Kabupaten Mojokerto.
4. 1993-2014 Jika tiba giliran, pembina upacara pengibaran merah-putih.
5. Pengawas.

Waktu penulisan  ; 09 Mei 2014 -  



A.    Pendahuluan

Pengertian istilah “ samar”  adalah ; remang-remang, tersembunyi, antara ada dan tidak ada, satuan alam gaib bersama alam kasar.

Kerajaan Mojopahit pada saat ini merupakan kerajaan yang samar artinya antara ada dan tiada. Dikatakan ada namun tanpa keraton (tidak ada) dikatakan tidak ada namun ada generasi penerus kerajaan ini sebagai suatu tradisi leluhur yang merupakan ciri khas untuk menambah dan melestarikan budaya pusaka bangsa di kawasan nusantara . Oleh sebab itu  keturunan para raja/Ratu Mojopahit masih menganggap rumahnya sendiri adalah istananya atau "Rumahku adalah istanaku", walaupun kondisi dan perilaku kehidupan sosial dan masyarakat jauh berbeda dengan istana yang sebenarnya. Perilaku demikian sebenarnya bukan merupakan kehendak pikirannya  tetapi sudah tercetak oleh Allah SWT yang mengandung gen hereditas 25% yang terpaut atau gen yang diturunkan dari leluhurnya karena terpaut dalam kromosom X,x,Y,dan y yang dapat terlihat dari sifat fenotifnya antara lain kepedulian terhadap kebersihan lingkungan, penciptaan keindahan alam dan lingkungan, pelestarian alam, peduli terhadap nasib rakyat, dan bersedia menjadi pemimpin tanpa paksaan dalam hal yang berkaitan dengan kondisi kelompok rakyat yang sangat memerlukan pemimpin tetapi tidak ada yang bersedia karena keberatan. Dengan kata  lain istilahnya, Keturunan Raja atau Ratu itu mayoritas "Tahan banting atau tidak Gopok", bisa menduduki jabatan posisinya  sebagai pioner atau pemula. Sebagai contoh jika masyarakat kota yang dikotanya banyak polusi gelombang elektromagnet maka mayoritas tidak mau menjadi pemimpin karena mudah terserang rasa capek, maka terjadi krisis kepemimpinan. Agar tidak terjadi krisis kepemimpinan maka perwakilan rakyat yang memohon kepada keturunan Raja atau Ratu untuk menjadi pemimpinnya biasanya dikabulkan, karena gen hereditas yang dimilikinya "tidak" gopok.
Wilayah kerajaan samar Mojopahit adalah seluruh bekas jajahan Belanda dan Inggris yang membentang antara benua asia dan Australia.

Bendera  kerajaan samar Mojopahit adalah merah cerah sama dengan warna bendera kerajaan Mojopahit yang nyata tempo dulu.







Kolor red 205
MOJOPAHIT
Merah cerah
                                                 

Bendera Wiro Sableng
Merah agak cerah


B. 
B.1. Daftar nama patih kerajaan Mojopahit Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara.
1. Ki Gege Pandan Arang   
2. Kiageng Seto
3. Ki Gede Panarukan
4. Kiageng Mangir
5. Panji Asmoro Bangun
6. Pangeran Mungging Sari
7. Pangeran Maospati
8. Pangeran Junggring Maospati
9. Jandang Puspo Wardoyo
10. Inggil Wasthito
11. Rohmatulillah
12. Wongso Agung
13. Indah Puspita Sari
14. Joyo Negoro
15. Wongso Gumelar.
16. Srikandi Mojopahit
17. Wongso Nugroho
18. Munggring Saloko
19. Suryopati
20. Abilowo
21. Nugroho Saputri
22. Wiryo Gumelar
23. Wundiro
24. Wangsa Nalindra
25. Pangeran Wongso Gumelar (Nama gelar pangeranan kerajaan samar Mojopahit Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara). Atau Raden Mas Supardi Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara.  ( 1977 – 06 Mei 2014).
26. Pangeran Panji Budi Sasongko Waryo  Gumelar (Nama Gelar kerajaan samar kerajaan Mojopahit sekarang ini.  Patih ini meninggal ketika beliau pontang-panting mencari Raden Ajeng Nyi Ratu Ayu Parameswari Mukti Maha Rani Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara di lereng gunung Kelud setelah meletus terdahsyat pada tahun 2014 bulan yang lalu.
27. Belum ada penunjukan karena "Istirahat total" sebab Nyi Ratu telah wafat dan perjuangan BELIAU dinyatakan telah berakhir.
Keterangan ; Nama-nama patih di atas adalah perwakilan dari beberapa patih yang ada pada masa perjuangannya mempertahankan wilayah bersatatus kerajaan Mojopahit/Hindia Belanda&Inggris  hingga NKRI tahun 2014. Jepang tidak dianggab pernah berkuasa, sebab selama 3,5 tahun mereka tidak pernah menggelar kekuasaan yang melibatkan unsur pembentukan aparatur pemerintahan di Indonesia. Jepang hanya berjanji hingga 17 Agustus 1945, sehingga akhirnya diputuskan oleh barisan kerajaan Mojopahit yang diwakili oleh Raden Mas Waryo Gumelar, agar segera dibentuk barisan aparatur negara.  Namun Raden Mas Waryo Gumelar yang aktif ikut dalam pembentukan aparatur negara pada akhirnya wafat karena terlibat perang besar di wilayah Surabaya pada tanggal 10 Nopember 1945 di bukit Sama leak, dekat sumur minyak bumi (bekas eksploitasi Belanda)-Kedamean-Surabaya (Waktu itu kedamean masih ikut kabupaten Surabaya, namun tahun 1970 Kedamean ikut kabupaten Gresik),  beserta pasukan kolonel Jarot dari Divisi 503-Trowulan-Mojokerto. Para tawanan perang dari sekutu beberapa hari diikat di tiang-ting rumah petinggi desa Randegan,Dawar Blandong,Mojokerto, hingga pada akhirnya dipulangkan ke negeri asalnya yaitu "Eropa" setelah terjadi kesepakatan tukar tawanan perang di kecamatan Kedamean-Gresik yang di dahului oleh pengiriman surat dari arek-arek pejuang wilayah tersebut kepada pimpinan Sekutu yang di tulis oleh tentara sekutu yang menjadi tawanan perang di desa Randegan. Tentara sekutu tersebut terkepung oleh para penduduk yang ikut berperang dan menyerah tidak bersyarat. Penduduk ikut berperang, karena anak sulung petinggi yang bernama RM. SETRO KAREP ditembak sekutu di dekat kediamannya saat pergi ke kebun. Walaupun kena kepala anak petinggi namun tidak juga mati (sebab punya ilmu kebal), tetapi tentara sekutu tetap dinilai sebagai orang-orang yang ngawur dalam berperang. Pada akhirnya RM. SETRO KAREP meninggal pada tanggal 23 Mei 1985 karena terserang sakit batuk.

Berakhirnya  dinasti Rajasa Raden Wijaya dan kelanjutannya.

Berawal dari terpuruknya prabu Hayam Wuruk Dinasti Raden Wijaya, maka sebagai gantinya adalah Raden Mas Aryo Binangun Purbengkoro  Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara yang merupakan  cikal bakal Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara. Beliau adalah   keturunan Nyi Ratu Kendedes dari daerah Singosari yang telah menikah dengan keturunan  Prabu Jaya Negara. Prabu Jaya Negara adalah putra kandung Raden Wijaya.  

Menurut kitab kraton diceritakan bahwa Kendedes adalah Permaisuri Ken Arok raja Singosari yang pertama.

Daftar Raja dan Ratu kerajaan Mojopahit Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara.
1. Raden Mas Aryo Binangun Purbengkoro Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara.
    Beliau berkuasa di nusantara sebagai kelanjutan Prabu Hayam Wuruk sampai tahun 1500 Masehi atau 1429 tahun saka. Raden Mas Aryo Binangun Purbengkoro Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara adalah seorang raja yang menganut aliran kepercayaan akulturisasi agama kristen,islam, hindu,dan buda. Ajaran aliran kepercayaannya berupa aliran kepercayaan " Sapto Dharmo". Aliran kepercayaan ini beliau kembangkan di wilayah sekitar hutan tarik dengan melibatkan beberapa para pengikutnya untuk mengajarkan di rumah ibadah.
Pada masa beliau berkuasa berhasil mengadakan pemulian kondisi kerajaan pasca perang paregrek.  Patih Ki Gede pandan Arang dan Patih Kiageng Seto diperintahkan untuk menghentikan sisa-sisa pemberontakan kerajaan Pajajaran dan sisa-sisa pemberontakan Ronggolawe di kawasan hutan Tuban dan sekitarnya yang ada di Jawa timur hingga daerah Jawa Barat. Atas kerjasama seluruh kerajaan yang ada di seluruh pulau Jawa maka kondisi pasca pemberontakan Ronggolawe dan pasca perang paregrek Pulau Jawa aman dan tentram. Beliau memiliki keraton terbuat dari limas berada di Dusun Jati Sari Desa Mojo Wuku kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik , terbuat dari kayu Jati super yang telah seringkali mengalami pemugaran. Setelah perang kemerdekaan tahun1945 bekas keraton itu diubah menjadi rumah pribadi  yang sederhana oleh seketurunannya karena ketakutan terhadap tentara sekutu dan Jepang menyerbu lagi seperti pada masa perang kemerdekaan tahun 1945. 

Cucu terakhir beliau menjadi pemeluk agama islam yang sangat taat berkat pengaruh pengikut Raden Mas Giri loka Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara.  Sedangkan istana bekas istana Nyi Ratu Tunggul Manik di sebelah utara Desa Jati Sari telah ludes terbakar si Jago merah akibat dentuman yang sangat keras akibat terkena bom prajurit manca negara yang sedang bertempur menggunakan pesawat tempur pada tahun 1945. Awalnya tempatnya ditanami banyak bambu cukup luas, namun sekarang kondisinya bambu tersebut sudah tidak ada lagi. Lahan itu masih kosong karena sangat angker dihuni sekumpulan bangsa Jin dan dilindungi oleh prajurit bangsa Jin yang jumlahnya banyak sekali namun kelihatannya tidak berbusana keren. Makluk halus itu semuanya seperti manusia yang bodinya kekar dan kuat berjalan sangat jauh di udara. Anggota mereka menyebar ke seluruh nusantara - Indonesia hingga sampai Kabupaten Malinau ini . Di dalam hutan malinau kawanan bangsa Jin ini ada juga yaitu di kawasan hutan Sempayang lama dan kawasan Mangku Asar. Mereka senang bau harum kayu gaharu yang ada di wilayah hutan tersebut.

 2. Raden Mas Giri loka Jaya Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara.
Beliau adalah penguasa muda di kerajaan Mojopahit sebagai gantinya Raden Mas Aryo Binangun Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara yang memeluk agama Islam. Pada zamannya terjadi kesepakatan bersama antara pihak kanjeng sunan Syeh Maulana Malik Ibrohim dengan pihak Syeh Maulana Syarif Hidayatullah untuk bersama Raden Mas Sahid atau Sunan Kalijogo mendirikan kerajaan baru sebagai penerus kerajaannya berpusat di Deemak Bintoro. Dalam hal ini disepakati Fatahillah atau Raden Patah diangkat sebagai Raja Islam pertama di pulau Jawa. Sedangkan di wilayah sekitar lor kulon hutan tarik sampai daerah gresik disepakati bersama daerah pusat pengembangan islam di bawah tampuk pimpinan raja muda paduka yang mulia Raden Mas Giri Loka Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara. Banyak pesantren beliau dirikan bersama rakyatnya hingga akhirnya berkembang di pulau Jawa bahkan sampai luar pulau Jawa. Beliau juga mengirimkan santri-santrinya untuk membantu Raden Patah ketika diperlukan dalam pembangunan dan pertempuran melawan musuh-musuhnya di wilayah kerajaan Mojopahit Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara. 
Beliau hijrah ke daerah tepian gresik dan mendirikan kraton di daerah Gresik sebagai pusat pengembangan islam serta kekuasaannya di nusantara. Hampir setiap hari para santri saling bergiliran pulang pergi ke arah kasultanan Demak Bintoro bersama Kyai dan ulamak. Dua pusat kerajaan besar sebagai penerus kerajaan Mojopahit Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara mengembangkan pengaruh dan kekuasaannya gaya baru yang memadukan aliran kepercayaan dan islam kejawen serta islam yang murni ke seluruh penjuru nusantara.
Cucu beliau yang yang terakhir adalah Raden Ajeng Sinah Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara. Makam beliau di Dusun Jati sari Desa Mojowuku. Di samping Makam beliau dibangun Masjid Besar yang cukup Megah.


DAFTAR NAMA RAJA DAN RATU MOJOPAHIT DINASTI RAJASA RANI JAYA NEGARA


1.   Raden Mas Aryo Binangun Purbengkoro Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara ( 1389 -1550 M). 
Dalam catatan sejarah Majapait. Raden Mas Aryo Binangun Purbengkoro Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara disebut BRAWIJAYA .Dari beliau terlahir raja-raja dengan sebutan :
Brawijaya I (anak)
Brawijaya II (putu)
Brawijaya III (buyut)
Brawijaya IV (canggah)
Brawijaya V (wareng)
Brawijaya VI (udeg-udeg)
Brawijaya VII (gantung sewur)
2.   Raden Mas Giri Loko Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara (1550 M-1570M). 
3.   Raden Mas Wiryo Husodo Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara (1570 M- 1585 M).
4.   Raden Ajeng Nyi Ratu Ayu Tunggul Manik Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara (1585 M-1635 M). VOC mulai diizinkan berdiri.
"Mantra pangenger manik"
Cureng ojo siro mrene
Sipleng wis ono kene
Cureng ojo siro mrene
Si manik suryo bengkeleng wis ono kene
Yen lali  peno ilingo
Yo aku iki dulur peno sing tuwo dewe 
Saking Allah,(yahu yallah 3X).
5.   Raden Mas Ali Sanjoyomukti Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara (1635M – 1680M).
6.   Raden Mas Suryo Wiryowijoyo Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara (1680 M-1782M).
7.   Raden Mas Wasesomukti Waryonugroho  Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Nagara (1782 M- 1837M).
8.   Raden Ajeng Ni Mas Ayu Saraswati Wiryonagoro Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara  (1837 M-1879 M).
9.   Raden Ajeng Ni Mas Ayu Muktisari Wiryonagoro Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara (1879 M- 1911M).
10.                     Raden Mas Waryo Gumelar Sastro Ami Joyo Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara (18911 M-1945M). 
11. Raden Ajeng Nyi Ratu Ayu Parameswari Mukti Maha Rani Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara, penguasa bangsa Jin kawasan lor kulon hutan tarik.Beliau berkuasa  sejak tahun 1945 - sekarang. Pada tahun 1988 ia berpesan pada hari tuanya ingin mukso sehingga beliau berangkat bertapa di lereng gunung Anjas Moro selama tiga tahun dan kemudian berjanji pindah bertapa di lereng gunung Kelud hingga meninggal dunia saat gunung kelud tersebut meledak keras pada tahun 2014. Patih Pangeran Panji Budi Sasongko Waryo Gumelar juga mati di lereng bukit gunung Kelud, ketika pontang panting mencari beliau di tempat pertapaannyan dalam kondisi yang menggenaskan dan telah dimakamkan di lereng gunung Kelud tersebut.
 Sebagai gantinya diharapkan seorang yang memiliki jiwa dan semangat kebangsaan tinggi cinta tanah air dan bangsa, anti kolonialis dan pemersatu wilayah kerajaan Mojopahit. Memiliki kepribadian dan darah keturunan para raja dan ratu Mojopahit, serta memiliki ilmu kesaktian yang mumpuni misalnya beberapa ilmu kanuragan dan ilmu inti beladiri. Memiliki sikap sabar, menerima pemberian harta dan benda tanpa memaksa, bersungguh-sungguh, giat, mau mengalah, dan iklas jika memberi sesuatu. Para patih yang tidak mau disebutkan namanya sebelum terpilih penggantinya Nyi Ratu yang baru berusaha agar ada pengganti Nyi Ratu yang telah wafat. Dalam masa penantian semua sepakat untuk tetap setia kepada pemimpin besar revolusi Indonesia yaitu bapak Ir.Soekarno walaupun beliau sudah wafat pada tahun 1977.

Raden Mas Waryo Gumelar Sastro Ami Joyo Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara telah meninggal bersama kolonel Jarot di lereng bukit sama leak dekat bekas sumur minyak pada tahun 1945. Beliau dimakamkan di taman makam pahlawan Kedamean Gresik.  Kolonel Jarot berkuda dan bersenapan beserta rombongan melintasi kediaman beliau dan bersama beliau mereka bertempur dan akhirnya meninggal dunia mengusir penjajahan di Indonesia. 
 
Pada waktu itu Inggris, Belanda, Jerman, dan Prancis mengadakan serangan besar-besaran ke sekitar wilayah itu untuk menandingi bala tentara dari Jepang pada perang dunia ke-dua.
Tidak ada kelanjutan sebab warisan istana Nyi Ratu Tunggul Manik rusak akibat perang dunia ke dua. Di bekas keraton tersebut ditumbuhkan banyak bambu dan pada akhirnya semua bamboo tersebut dibersihkan diganti tanaman yang lain. 

Tempat tersebut  adalah tempat awal gubuk derita Raden Wijaya ketika lari meninggalkan kraton Singosari. Pada awalnya tempat itu sangat sunyi dan dimulai perintisan awal penebangan kayu hutan yang masih tergolong wilayah hutan tarik pada masa lampau. Hamparan yang sangat rata dan sangat subur dikelola beliau bersama pengikutnya hingga menjadi tempat rintisan utama pendirian kerajaan Mojopahit Dinasti Raden Wijaya. Sampai tahun 1984 masyarakat masih senang dengan padi campa yangg umurnya sekitar 4 nulan. Padi campa ini dikembang biakkan masyarakat sebagai cirikhas anak keturunan Nyi Ratu Putri Campa dari Mongolia. Pada campa sangat harum dan sangat enak dan punel, namun sekarang padi jenis ini sudah hampir punah kalah dengan padi yang berumur lebih pendek yang berupa padi VUTW (Varitas Unggul Tahan Wereng). Namun sebagian rakyat sekitar Kedung Pring masih ada yang menanam walaupun tidak banyak. 

Para prajurit yang datang dan pergi ke tempat tugasnya memakai Kuda sebagai tunggangannya, sehingga mampu melintasi jalan yang sempit. 

Patih Ki Gede Pandan Arang dan Patih Kiageng Seto dari tempat tersebut, diperintahkan mengumpulkan pasukan berkudanya untuk mendamaikan para pemberontak dari kerajaan Prabu Siliwangi dan dan para pemberontak dari wilayah kadipaten Tuban. Pada akhirnya kondisi aman dan damai dapat tercipta. Keinginan mendamaikan para pemberontak tersebut atas perintah Nyi Ratu Tri Buwono Tunggo Dewi yang disampaikan kepada Raden Mas Aryo Binangun Purbengkoro Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara. Nota tersebut disampaikan oleh patih Roh Boyo yang disimpan olehnya dalam bambu kecil.
Tiga hari setelah ditebang bambu-bambu tersebut maka  10 Raja dari golongan bangsa Jin sepakat pindah,  namun satu golongan bangsa Jin diharpkan tetap tinggal di bekas pusat kerajaan Mojopahit pertama kali didirikan. Sedangkan  9 golongan Jin tersebut pindah menyebar ke seluruh Nusantara hingga ada yang sampai di Kabupaten Malinau-Kalimantan Utara mendekati pusat kerajaan Bangsa Yakjut dan Makjud di Kalimantan tepatnya di daerah perbukitan wilayah Sempayang  masuk wilayah Raden Mas Supardi Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara. sedangkan  1 golongan Jin berada di daerah Mangku Asar Kabupaten Malinau sedangkan  7 golongan Jin yang lain belum ada kabar beritanya.  Namun baru-baru ini diberitakan rakyat bahwa satu golongan bangsa Jin dengan Rajanya tersebut berada di sebelah selatan dekat pusat pemerintahan Kabupaten Malinau, sedangkan 6 golongan bangsa Jin yang lain tersebut belum ada kabar beritanya.



Keterangan : 
1.Patih Wundiro dan patih Nalindro berkuasa saat masa peralihan dari zaman kolonialis hingga zaman merdeka tahun 1945. Makam beliau ada di wilayah lor kulon bekas hutan tarik.
2. Prabu Wikrama Wardana, berkuasa membentuk dinasti tersendiri. Beliau berada di wilayah Jawa tengah.Berikut ini para raja dan ratu Majapait dinasti Prabu Wikrama Wardana :
3. Nyi Ratu Gayatri,berkuasa membentuk dinasti tersendiri. Beliau berada di wilayah Majapait bagian utara yang pada saat ini wilayahnya meliputi Malaysia,Brunai,dan Singapura. Para keturunan beliau juga ada yang tinggal di pulau Jawa.
4. Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara, Dinasti Prabu Wikrama Wardana,dan Dinasti Nyi Ratu Gayatri pada saat Belanda dan Inggris berkuasa masih dalam satu kesatuan dibawah panji-panji bendera pusaka Majapait yaitu Merahputih. Namun setelah perang dunia ke-2 Dinasti Nyi Ratu Gayatri wilayahnya memisahkan diri akibat perundingan Meja bundar di Den Haag negara Belanda.
Selesai
                                             
 

Tidak ada komentar: