Sabtu, 31 Januari 2015

ANTI KOMUNIS TETAPI MEMERLUKAN KOMUNIS AGAR PASAR DAN PESTA DEMOKRASI TETAP BERLANGSUNG (INTERMEZO)



 PRO- KOMUNIS DILARANG DI LINGKUNGAN YANG SANGAT PADAT PENDUDUKNYA
DAN
TENTRAMNYA JIWA MANUSIA YANG  INGIN BERUSIA  PANJANG  DI WILAYAH YANG JARANG PENDUDUKNYA
WALAUPUN
SEDIKIT UANG/PENGHASILAN PADA ZAMAN DUNIA  MODERN YANG BANYAK MEMERLUKAN BAHAN BAKAR MINYAK BUMI.

Oleh : Supardi,S.Pd,M.Pd / Raden Mas Supardi Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara.

Definisi :
Komunis artinya kumpulan manusia yang hidup semuanya.
Komunis atheis artinya kumpulan manusia yang hidup semuanya tetapi tidak bertuhan/tidak beragama.
Komunis agamis artinya kumpulan manusia yang hidup semuanya dan bertuhan.


Perhatikan cerita berikut ini.
“Cerita pertama”
Seorang Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden, memiliki prajurit  jumlahnya banyak sekali. Setiap prajurit ada komandannya.
Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden mengajarkan ajaran tidak komunis atau anti komunis kepada masing-masing komandan prajurit.
1.“Jika kamu sebagai seorang komandan bersama anggotamu berjalan di hutan bertemu dengan makanan berlebih, maka kelebihan makanan itu harus kamu simpan “
2.”Jika kamu sebagai seorang komandan bersama anggotamu berjalan di hutan bertemu dengan makanan  yang tidak mencukupi anggotamu namun bisa di bagikan kepada anggota termasuk kamu maka bagilah secara adil sesuai jumlahnya dan sisanya kamu simpan”.
3.”Pada waktu tertentu aku akan uji kekuatan kalian dihadapanku sampai ada yang mati karena kelaparan dan kehausan sehingga yang aku lihat hanya satu orang yang hidup didepanku yaitu kamu sebagai komandannya”.

Setelah itu satu kelompok prajurit jumlahnya sepuluh orang berjalan menelusuri hutan.  Saat berjalan ada 24 buah yang masak dan jatuh berserakan. Maka masing-masing personel mendapat jatah 2  mangga dan 6 buah mangga dipegang oleh komandannya. Sesampainya di rumah komandan menyimpan 6 buah mangga sedangkan masing-masing anggotanya menyimpan 2 buah mangga.

Setelah itu mereka menghadap Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden  dan mengumpulkan kepada Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden semua buah-buahannya. Tidak lama kemudian  Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden memerintahkan kepada kelompok prajurit tersebut mengosongkan perutnya semuanya dengan cara berpuasa tiga hari dalam ruangan yang terkunci namun memiliki WC.

Setelah tiga hari ruangan dibuka semua prajurit  tersebut lalu disuruh mengambil buah-buahan yang telah dikumpulkannya. Masing-masing mendapat 2 buah mangga kecuali komandannya yaitu 6 buah.

Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden memerintahkan semua memakan buah-buahannya sampai habis. Tiga puluh menit kemudian Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden  memerintahkan agar semuanya berlari selama 8 jam dengan aturan yang merasa akan pingsan harus bunuh diri.  Maka  dari sepuluh orang yang lari tersebut ternyata yang tidak pingsan hanya satu orang yaitu pemimpin prajurit tersebut karena jumlah buah-buahan yang dimakannya lebih banyak daripada anggotanya.
Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden/Kaisar/Ratu/PM/Presiden lega, karena 9 orang tersebut setia dan taat. Sembilan orang tersebut dimakamkan dan dinantikan zasatnya dibawah sumur minyak setelah menjadi crude oil.
Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden hanya melihat satu orang didepannya yang hidup sehingga komandan tersebut tidak berkumpul lagi dengan anggotanya (tidak berkomunis).

“Cerita kedua”
Seorang Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden memiliki pengawal atau hulu balang jumlahnya banyak sekali. Setiap hulu balang ada komandannya.
Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden mengajarkan ajaran komunis kepada masing-masing komandan prajurit.
1.“Jika kamu sebagai seorang komandan bersama anggotamu berjalan di hutan bertemu denga n makanan berlebih, maka kelebihan makanan itu harus kamu simpan “
2.”Jika kamu sebagai seorang komandan bersama anggotamu berjalan di hutan bertemu dengan makanan yang tidak mencukupi anggotamu namun bisa di bagikan kepada anggota termasuk kamu maka bagilah secara adil sesuai jumlahnya dan sisanya kamu simpan”.
3.”Pada waktu tertentu aku akan uji kekuatan kalian dihadapanku sehingga tidak ada yang mati karena kelaparan dan kehausan sehingga yang aku lihat kalian semua hidup didepanku”.

Setelah itu satu kelompok prajurit jumlahnya sepuluh orang berjalan menelusuri hutan. Saat berjalan ada 24 buah yang masak dan jatuh berserakan. Maka masing-masing personel mendapat jatah 2 mangga dan 6  buah mangga dipegang oleh komandannya. Sesampainya di rumah komandan menyimpan 6 buah mangga sedangkan masing-masing anggotanya menyimpan 2  buah mangga.

Setelah itu mereka menghadap Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden dan mengumpulkan kepada Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden semua buah-buahannya. Tidak lama kemudian Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden  memerintahkan kepada kelompok prajurit tersebut mengosongkan perutnya semuanya dengan cara berpuasa tiga hari dalam ruangan yang terkunci namun memiliki WC.

Setelah tiga hari ruangan dibuka semua prajurit tersebut lalu disuruh mengambil buah-buahan yang telah dikumpulkannya. Masing-masing mendapat 2 buah kecuali komandannya yaitu 6 buah. Setelah itu Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden memerintahkan komandan agar mengambil pisau untuk mengupas 4 mangga yang dipegang komandan tersebut dagingnya ditimbang setelah itu dibagi menjadi 10 bagian yang sama beratnya. Setelah itu hasil timbangan diberikan kepada seluruh anggotanya juga termasuk dirinya.

Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden memerintahkan semua memakan buah-buahannya sampai habis. Tiga puluh menit kemudian Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden  memerintahkan agar semuanya berlari selama 8 jam. Aturannya jika ada yang pingsan harus bunuh diri. Setelah mereka berlari 8 jam ternyata tidak ada yang pingsan karena kelaparan dan kehausan. Dengan demikian Raja/Kaisar/Ratu/PM/Presiden tersebut sumur minyaknya tidak ada tambahan crude oil dari mayat prajuritnya, sebab prajuritnya tidak ada yang pingsan atau mati. Prajuritnya semuanya hidup dan berkumpul lagi (berkomunis).

Pendidikan itu ilmunya terlahir dari lingkungan.  
Raden Mas Suwardi Surya Ningrat (Julukannya Deuwes Dekker) mengajarkan tiga pilar kepemimpinan dalam  kependidikan yaitu :
1.  Ing Ngarso sung tulodho
2.  Ing Madya mangun Karyo
3.  Tut Wuti Handayani (di belakang member kekuatan).

Jika kita tilik dari dua contoh cerita tersebut, maka dunia kependidikan kita pro-komunis sesuai pilar “Tut Wuri Handayani”. Oleh sebab itu dunia pendidikan kalau tidak pro-komunis harus menghilangkan pilar ketiga sehingga yang diajarkan dalam dunia kependidikan hanyalah pilar pertama dan kedua saja.
Kita harus tegas dalam mendidik seorang anak.  PKI atau Partai Komunis Indonesia adalah terlarang karena mengikuti alur cerita yang kedua sehingga sama rasa dan sama rata mendapatkan buah-buahan. Akibatnya tidak ada prajurit yang mati karena kehausan dan kelaparan selama lari 8 jam tersebut. 
Catatan “Sebenarnya berak manusia yang banyak itu bahan crude oil, tetapi untuk urusan yang singkat tuntutan kebutuhan Bahan Bakar Minyak untuk keperluan Industri, mayat manusia adalah harapan singkat pemenuhan kebutuhan crude oil (bahan minyak bumi)”.

Semua manusia ingin hidup panjang umur, paham komunis dan anti komunis saling bertentangan namun pada akhirnya paham anti komunis dimenangkan oleh dunia Industri yang memerlukan bahan minyak bumi yang banyak. Sedangkan dunia pendidikan selama ini masih pro-komunis, karena mengajarkan pilar ketiga yaitu “ Tut Wuri Handayani”.

Akibat  dari dua ajaran tersebut, untuk wilayah yang luas/sempit  dan jarang penduduknya sistem pro-komunis yang berlaku sedangkan untuk wilayah yang luas/sempit namun padat penduduknya sistem anti komunis yang diberlakukan. Akibatnya jika dunia kelebihan penduduk dan industry memerlukan banyak bahan bakar minyak yang menjadi korban adalah wilayah luas/sempit yang padat penduduknya dengan cara di bom lautannya atau di ledakkan gunungnya.
Indonesia mengambil sikap bukan negara yang pro- komunis dan sudah dipraktekkan. Sementara itu untuk wilayah yang jarang penduduknya kebijakan tetap diberlakukan pro- komunis agar penduduk yang berkumpul yang tidak banyak akan semakin banyak dan semakin padat lalu jika sudah sangat banyak dan sangat padat diberlakukan  anti komunis dengan sistem " Ilmumu yang melindungimu, yaitu ilmu yang menghasilkan barang atau jasa untuk orang banyak" karena tuntutan kebutuhan minyak bumi dunia untuk keperluan kehidupan yang serba modern ini . Kebijakan atau policy ini dimaklumi dunia karena Indonesia berfalsafah pancasila terutama nilai sila kedua yang di utamakan.
Yang menentang kebijakan ini  dari hasil pengamatan  diberi hukuman yang berat secara diam-diam (misalnya diracun hingga mati, atau disumpit hingga klenger). Kebijakan ini hanya satu kali dan diusahakan tidak ada lagi kebijakan lainnya setelah itu karena jika ada kebijakan lagi maka seorang pemimpin akan turun kewibawaannya dihadapan kelompok manusia yang  anti penjajahan Industrialis zaman modern ini, karena menyangkut kematian mereka.

Contoh pemberlakuan anti komunis dikala dunia krisis minyak bumi.

Ada dua gunung berkawah.
1. Gunung pertama memiliki air terjun namun penduduk yang sangat banyak dan padat di sekitarnya kurang produktif dengan kata lain mayoritas masyarakat konsumeris.
2. Gunung yang kedua memiliki air terjun dan rakyat di sekitar gunung tersebut sangat banyak dan padat penduduknya mayoritas produktif atau produsen misalnya :
a. Memanfaatkan air terjun untuk sediaan air minum untuk penduduknya dan juga dikemas untuk dipasarkan skala nasional dan dunia.
b. Ada PLN dengan sisten Pembangkit listrik tenaga air terjun sehingga rakyat tidak kekurangan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkannya juga dikemas dalam bentuk accumulator dan capasitor yang diperjual belikan dalam sekala nasional dan internasional.
3. Masyarakatnya mampu memproduksi bahan pangan untuk keperluan hidupnya dan keperluan bahan pasar di skala nasional dan internasional misalnya pabrik mie, minuman kaleng, sepatu sekolah, pakaian sekolah, obat-obatan, dan lain sebagainya".
4. dan lain-lain yang menunjukkan produktifitasnya untuk masyarakat luas.

Maka karena dunia sepakat memakai paham anti komunis, maka " Komunis atau komunitas" manusia di wilayah sekitar gunung pertama adalah sasaran yang tepat untuk diledakkan dengan bom-nuklir ramah lingkungan atau TNT kelas berat. Sedangkan untuk gunung yang kedua harus tetap dibiarkan. 

Akibat penerapan paham anti komunis ini maka ada perubahan sikap :
1. Kehidupan beragama semakin meningkat.
2. Dunia pendidikan science dan tehnologi meningkat.
3. Rakyat tidak malas belajar dan bekerjar.
4. Rakyat giat belajar dan senang pendidikan.
5. dan lain sebagainya yang intinya usaha menjadikan dirinya sebagai individu atau kelompok yang produktif.

Untuk rakyat yang takut pemberlakuan paham anti komunis dikala dunia krisis minyak, mereka akan menjauhi masyarakat yang banyak dan padat penduduknya namun mayoritas tidak produktif (konsumeris) menuju wilayah yang jarang penduduknya walaupun yang di tuju adalah mayoritas konsumeris demi ketentraman  jiwanya. Itulah harapan rakyat sebagai orang-orang yang menempati areal sangat luas dan sedikit penduduknya. 

Ada tiga type orang Anti komunis  yaitu predikat :
1. Anti Komunis agamis. Ia tergolong komunis atheis.(tidak ada agama yang dianutnya sehingga ada kondisi penciptaan mayat manusia100% dibinasakan secara paksa, misalnya tragedi lapangan Tianemen di negeri Cina yang membinasakan 10.000 pendemo dalam satu kali gebrakan dengan bom).
2. Anti Komunis atheis(dibenci Tuhan).Ia tergolong komunis agamis.(Ada yang disembah dan mayoritas atau seluruhnya anggota kelompoknya dihidupi dengan ajaran siapa yang kuat itulah yang menang. Persaingan bersifat seportif menghindari sikap pengecut misalnya sengaja melemahkan lawan sebelum bertanding. Golongan ini adalah golongan yang dekat dengan Allah).
3. Anti Komunis agamis berkedok agamis (dibenci Tuhan). Ia tergolong komunis atheis.(ada saat 100% semuanya diharapkan  menjadi mayat secara iklas tetapi banyak juga diam-diam menyakiti orang. Golongan ini adalah golongan Allah).



Type 1dan 3 adalah golongan anti komunis yang pro atheis dan  dilenyapkan dari muka bumi karena menghalalkan segala cara dalam mengusahakan stok tambahan baru crude oil minyak bumi tanpa penyeleksian komunitas. Mereka telah banyak komplotannya yang dibunuh rakyat atau disakiti secara diam-diam dan juga terang-terangan karena rakyat tahu dan melawan.

Aslinya Rasul Muhammad, SAW itu masuk type 2, namun karena da'i-da'i dari golongan gila minyak maka digolongkan type 3. Hukum membunuh manusia harus di bunuh berlaku kecuali hal yang khusus yaitu " kondisi terpaksa misalnya kelompok terjebak di tengah padang pasir namun hanya sedikit persediaan makanan dan minuman, oleh sebab itu diperbolehkan beradu kekuatan sehingga yang kuat itulah yang dapat makanan dan minuman walaupun pada akhirnya yang lemah akan mati kelaparan dan kehausan. Beradu kekuatan boleh, yang penting jangan mencuri makanan dan minuman yang akan diperebutkan misalnya menyemburkan zat penidur pada temannya saat istirahat menjelang adu kekuatan sehingga batal adu kekuatan karena yang tertidur ditinggalkan dalam keadaan tidak ada makanan dan minuman. Islam mengajarkan jiwa ksatria bukan jiwa pengecut. Dalam agama hindu yang menang digolongkan kasta ksatria". 
Pemburu minyak atau gila minyak mayoritas tergolong golongan orang yang penampilannya pro komunis agamis namun perilakunya diam-diam berperingai atheis karena melanggar aturan rasulnya. Golongan ini disebut golongan " Munafik". Istilahnya " Musang berbulu domba". 

Perhatikan kutipan berikut :
1.Kita anti komunis atheis......!   jawabannya "Yes !".
2.Kita anti komunis agamis....!  jawabannya  " No".
3.Kita anti komunis .......! Jawabannya, " Pemilik pasar kebakaran pasarnya lalu menuntut !".....siapa ya oknumnya ? pasti komplotan penjahat yang membakar, enaknya anaknya pejabat yang suka bilang anti komunis itu kita masukkan penjara pasti yang melakukannya !....hahahaha 

                                            Selesai

Senin, 19 Januari 2015

PATIH SRIKANDI MAJAPAHIT DINASTI RAJASA RANI JAYA NEGARA WILAYAH NUSANTARA



PATIH SRIKANDI MAJAPAHIT DINASTI RAJASA RANI JAYA NEGARA WILAYAH NUSANTARA

Assalaamu ‘alaikum Wr.Wb dan salam damai serta sejahtera untuk kita semua
Sabda Rasulullah SAW “Kejujuran adalah mahligai kehidupan, maka berkata jujurlah kamu jika ingin aku akui sebagai umatku”.
Diceritakan lagi oleh SUPARDI,S.Pd,M.Pd nama dinasti “Raden Mas Supardi Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara”.
Sumber “ Tutur Tinular” kerajaan Majapahit Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara.

Pada tahun 1825-1830 Di kerajaan Hindia Belanda ke-2 (kerajaan Majapahit) terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Kyai Mojo,Sentot Ali Basyah Prawiro Dirjo,Pangeran Diponegoro(nama kerajaan ""Raden Mas Onto Wiryo") dan Imam Bonjol. Akibat perang tersebut pemerintah Hindia Belanda mengalami kerugian yang cukup besar.
Pasca perang seorang ratu yang sangat cantik dan cerdik mengendarai pesawat terbang karena kedekatannya dengan pemerintah Hindia Belanda diharapkan oleh pemerintah Hindia Belanda dalam waktu yang singkat  mampu memulihkan ekonomi pasca perang. Beliau bernama Raden Ajeng Ni Mas Ayu Wiryo Gumelar. Beliau memiliki dua orang patih yang disegani oleh rakyat pada saat itu yaitu patih Wongso Gumelar(laki-laki) dan patih Srikandi Majapahit (perempuan).
Penerbangan ke Hindia Belanda mulai berlangsung, Nyi Ratu mengutus patih Srikandi Majapahit bersama asisten Gubernur Hindia Belanda ke-2  yang bernama tuan Basten.
Patih Srikandi Majapahit dengan tuan Basten kelihatannya sangat akrab, seperti dua orang kekasih yang telah dilanda asmara.  Saat mengisi bahan bakar minyak di wilayah India (sekarang Pakistan) mereka berdua bertemu dengan 41 warga arab yang akan terbang menuju Saudi Arabia tepatnya kota Madinah. Pada saat itu cadangan minyak untuk pesawat tidak banyak sehingga tuan Basten memerintahkan kepada patih Srikandi Majapahit agar mendekati personalia perminyakan agar mengisi full pesawat mereka berdua dan selebihnya untuk pesawat yang mengangkut orang Arab dengan memberikan beberapa keping uang golden.
Perintah dilaksanakan semuanya beres. Sebagai seorang wanita, patih Srikandi Majapahit sangat sedih namun apa boleh buat perintah tuan Basten harus tetap dilaksanakan walaupun resikonya pesawat Arab dengan kondisi kekurangan bahan bakar akan tetap diterbangkan.
Sampai di gurun pasir 40 orang Arab tersebut di turukan oleh pilot karena jika tidak di turunkan maka pesawat tidak lagi bisa sampai ke Madinah.  Pilot mengatakan kepada mereka agar sabar menunggu hingga isi pesawat yang ditumpanginya full setelah sampai di Madinah, dan selanjutnya mengambil lagi ke empat puluh warga arab yang ada di gurun pasir tersebut.
Namun sayang, pilot beserta pesawatnya mengalami kecelakaan di bukit  karena  tiba-tiba meledak. Patih Srikandi Majapahit dan tuan Basten mengetahui peristiwa tersebut.
Tidak lama kemudian mereka berdua menghampiri 40 orang arab tersebut. Mereka bertanya tentang makanan dan minuman mereka dan penjelasan mereka “ Walaupun sampai makanan dan minuman kami habis untuk dimakan dan diminum 40 orang maka kami semua akan binasa jauh sebelum sampai kota Madinah. Sediaan kami hanya cukup 20 orang hingga sampai Madinah”.
Melihat kondisi itu  Patih Srikandi Majapahit iba dan bermaksud menolong mereka untuk terbang ke Madinah, namun tuan Basten mengatakan tidak perlu diangkut karena cadangan minyak pesawat yang ditumpanginya sedikit dan juga tidak muat.
Akhirnya pesawat terbang melaju ke Nedherland. Sesampai di Nedherland patih Srikandi Majapahit mohon agar pesawat terbang bisa dibawa ke Hindia Belanda ke-2 dengan alasan mengambil barang perhiasan untuk zaminan keuangan Hindia Belanda ke-2 dari bank Hindia Belanda.
Sebagai patih Majapahit, patih Srikandi Majapahit memiliki pengetahuan yang cukup banyak terutama tentang ajaran Islam. Oleh sebab itu dengan membawa 40 pedang dari Neidherland beliau terbang ke arah 40 orang Arab yang ada di tengah padang pasir.  Sesampainya di padang pasir dan menemui 40 orang Arab tersebut beliau berkata, "Aku hanya bisa mengangkut 20 orang diantaramu dan aku tidak mau mengantarkanmu ke Madinah namun jika 20 orang diantara kamu mau ikut, ikutlah bersamaku ke negaraku yaitu Majapahit atau Hindia Belanda ke-2. Aku mengetahui resikonya jika 20 orang yang ikut aku antarkan ke negeri Madinah”.
Tidak lama kemudian satu diantara mereka berkata “Dua puluh orang harus mati !” Kontan saja patih Srikandi Majapahit tersenyum di kulum sebab tidak meleset dari perkiraannya. 
Tidak lama kemudian patih membawa 40 pedang ke arah mereka. Sesuai aturan pemimpin mereka maka ada dua puluh pasangan bertikai. Pada akhirnya 20 orang hidup dan dibawa terbang oleh patih ke Nusantara Majapahit atau Hindia Belanda-2 setelah memakamkan  20 teman mereka. Mereka tidak ingin dihukum  mati sesampai di Madinah gara-gara membunuh 20 orang teman mereka sebab hukum Islam diberlakukan di negeri mereka, oleh sebab itu mereka bersedia mengikuti patih Srikandi Majapahit.
Setelah sampai di Jawa Dwipa Nyi Ratu Raden Ajeng Ni Mas Wiryanagoro Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara berkata “Rawatlah mereka yang terluka”, maka semuanya di rawat hingga sembuh. Setelah itu mereka hidup bersama di tanah Jawa Dwipa membaur dan beranak pinak dengan orang Jawa. Perkembangan selanjutnya perkampungan Arab di wilayah dekat Surabaya diadakan agar mereka berkoloni dan mudah dikoordinasi oleh pemerintah Hindia Belanda ke-2 di nusantara Majapahit.
Selesai

Rabu, 14 Januari 2015

PERANG TERHADAP NARKOBA DAN AKIBATNYA DI LINGKUNGAN NUSANTARA DAN SEKITARNYA SERTA DUNIA



ASAL MULA PEMAKAIAN NAMA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR ANDROMEDA
KABUPATEN MALINAU (LBB ANDROMEDA KABUPATEN MALINAU).
KAITANNYA DENGAN LINGKUNGAN WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA-1 (NKRI-1).
(BAGIAN WILAYAH UTARA-MAJAPAHIT TEMPO DULU)


Penulis  :  Pengurus PERWAKU Kabupaten Malinau.
Ketika di pusat kerajaan Majapahit terjadi upaya penggulingan kekuasaan yang dilakukan oleh Patih Rangga Lawe kepada Prabu Hayam Wuruk, maka para prajurit Majapahit berusaha untuk menumpas pemberontakan tersebut. Patih Lawe  (panggilan Patih Rangga Lawe) dengan keris Megalamat mengamuk di sebelah utara pusat kerajaan Majapahit yang sudah beralih di lereng gunung dekat aliran sungai brantas sekarang kabupaten Mojokerto propinsi Jawa Timur. Akhirnya Patih Rangga Lawe tewas di sungai bengawan Solo. Patih Rangga Lawe tenggelam  bersama pengikutnya dan senjata-senjata yang dibawanya juga ikut tenggelam. Namun upaya pencarian zenasahnya dilakukan sehingga beberapa pengikutnya yang berhasil ditemukan mayatnya di kubur massal di wilayah tepi sungai bengawan Solo yang melintasi wilayah kadipaten Tuban. Patih Rangga Lawe lahir di daerah tuban dan Raden Mas Sahid adalah masih kemenakan kedua orang tua Patih Rangga Lawe. Raden Mas Sahid atau sunan Kalijaga adalah putra Mahkota bupati Tuban pada saat itu.

Walaupun Patih Rangga Lawe telah tewas tetapi para pengikutnya tetap meneruskan perjuangannya. Melalui ritual pengikutnya, keberadaan keris Megalamat diperolehnya. Keris yang ampuh Megalamat memiliki yoni pengguling kekuasaan pada akhirnya menjadi milik Presiden RI yang pertama yaitu Bapak Ir.Soekarno. Sama halnya saat Patih Rangga  Lawe memegang keris tersebut, Bapak Ir. Soekarno dengan semangat yang berkobar-kobar berusaha menggulingkan kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia dan sukses, lalu menjadi presiden pertama untuk wilayah NKRI-1. Sedangkan wilayah NKRI-2  yang meliputi Brunai,Singapura,dan Malaysia (sengaja dipisahkan tanpa pepera) menjadi wilayah target penaklukan keris Megalamat, namun tidak mampu melakukannya karena dihalangi oleh sesepuh kerajaan Majapahit yang memiliki pertalian darah dengan Nyi Ratu Ayu Kencana Wungu. Nyi Ratu Ayu kencana Wungu memiliki darah perkawinan Jawa Dwipa dengan suku Dayak Kenya.Majapahit berharap Wilayah NKRI-2 itu kembali lagi tanpa peperangan karena banyak keturunan Penguasa Majapahit menetap di wilayah tersebut yang berkuasa sejak penaklukan/pengusiran  tentara Portugis yang mau menjajah di wilayah NKRI-2 tersebut. Diantaranya adalah susuhunan pangeran sabrang lor yaitu Sultan Adipati Unus dari Demak Bintoro panca perang paregrek di bumi pusat kerajaan Majapahit.Sultan Adipati Unus putra kedua dari Raden Patah yang menampuk kekuasaan baru pasca perang paregrek di wilayah Jawa Tengah sebagai kelanjutan pemerintahan kerajaan Majapahit dari dinasti prabu Wikrama Wardana.

Operasi penumpasan sisa-sisa pemberontakan Patih Rangga Lawe hingga sampai ke wilayah Majapahit Utara yaitu sepanjang aliran sungai Malinau. Pada saat naik ke wilayah bukit-bukit  dan pegunungan-pegunungan hulu sungai Malinau yang memiliki tiga cabang tersebut para prajurit Majapahit bertemu dengan sekelompok manusia yang gemar menanam tanaman yang sekarang ini digolongkan sebagai komoditas terlarang.  Zat padat warna putih dan jika di hirup manusia menjadi kantuk dan tidur adalah salah satu di antara hasil budidaya mereka.  Para prajurit yang bertugas menumpas sisa-sisa pemberontakan Patih Rangga Lawe sempat diberi oleh mereka, dan mereka membawanya hingga ke wilayah Jawa Dwipa.  Sebagai pemimpin tertinggi Operasi penumpasan sisa-sisa pemberontakan Patih Rangga Lawe pada saat itu adalah patih dari dinasti Rajasa Rani Jaya  Negara yang masih memiliki pertalian darah dengan Patih Rangga Lawe. Sedangkan untuk pimpinan tertinggi di kawasan Utara Kerajaan Mojopahit di tunjuk keluarga besar Pabu Cakra Ningrat dari kadipaten Manduraka sekarang Madura.

Beberapa bungkus persembahan dari masyarakat Majapahit Utara yang jika di hirup menjadikan orang mudah tidur diberikan kepada Nyi Ratu beserta para patihnya sebagai bukti pelaksanaan tugas dari wilayah yang sangat jauh tersebut. Diharapkan kepada Nyi Ratu beserta para patih memerintahkan mengunjunginya lagi jika perlu bahan tersebut karena telah hafal lintasannya.

Ketika Belanda yang awalnya berniat berdagang dengan membuat kongsi dagang Verenegde Of  Indisce Compagnie (VOC) tahun 1602M dan merubah statusnya menjadi pemerintahan Hindia Belanda, maka peredaran barang penidur ini banyak sekali. Pemerintah Hindia Belanda sering kecurian uang gara-gara para upas sering tertidur pulas karena hamburan bahan penidur. Karena Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara dijadikan mitra Belanda dalam menggelar kekuasaan maka operasi penumpasan produk bahan penidur di sarangnya yaitu di bukit-bukit pegunungan yang ada di Majapahit Utara dilakukan. Dengan senjata lengkap para upas yang dipimpin dari keturunan prabu Cakraningrat kerajaan Manduraka  diperintahkan untuk memasuki pedalaman wilayah Borneo. Berlagak seperti Prajurit yang linuwih Majapahit mereka berniat menaklukkan. Bintang-bintang disematkan di bahu kiri dan kanan mereka. Ada yang sengaja memakai bintang lebih dari empat, bintang tujuh mereka pakai.  Di kawasan tersebut semua berbintang. Kontan saja yang didatangi gemetar langsung menyerah tidak berkutik. Dengan gaya otoriter saat itu, berkarung-karung bahan yang tergolong narkoba tersebut diperintahkan untuk mengaduknya seperti pemandangan pembuatan semen putih dari PETROGRES. Setelah menjadi luluh atau adonan mereka perintahkan mencampurnya dengan bebatuan untuk membuat rumah seperti goa di lereng bukit atau pegunungan. Jika mereka melawan maka mereka dicambuk kakinya hingga menangis seperti tangisan semar dalam wayang kulit, UUUUUUUUUu…uuuuu…uuuu..u. (Si Bram…u…cor..a) sekarang dipakai istilah kepolisian “Bramucora”). Akhirnya mereka menurut perintah. Setelah sebagian dari bahan penidur tersebut segagian di bawa upas, dan nampak gua-gua yang ber “COR” memakai adonan cor zat yang bisa menyebabkan manusia yang menghirupnya tertidur lelap tersebut  telah sangat kering, maka mereka di suruh masuk gua bikinannya. Mereka nampak tertidur pulas di dalamnya dan ada juga yang kelihatan sipit matanya karena menahan rasa kantuk yang berlebih.

Kepada orang yang suka sembunyi-sembunyi menerjangkan sinar pesakit ke badan pak ketua PERWAKU Kabupaten Malinau beserta pengikutnya serta masyarakatnya juga kepada barang-barang elektronik untuk kerja, pak ketua PERWAKU kabupaten Malinau sering menyebut mereka “ Kelompok bramucora”. Bramucora adalah tergolong “kelompok sampah masyarakat” dalam istilah kepolisian. Namanya sampah ya tentu saja harus dibuang ke tempat sampah. Selama ini hanya petugas pemungut sampah kebersihan kota yang memungut sampah untuk di buang ke TPA, lalu bagaimana banyaknya sampah masyarakat dalam dunia kepolisian ini, kok dibiarkan polisi ?... Polisi pun ada yang masuk kategori menyampahkan diri hahahaha. Akhirnya ada istilah “ Jeruk kok minum jeruk”   “ Sampah rakyat kok membuang sampah rakyat” ya kawahKOwoh !

Saat ADZAN subuh 26 Desember 2004 di antara lautan segitiga Aceh-Banglades-India  ( istilahnya Saat ADZAN, Z=26, AN panggilan nama  kemenakan Patih Majapahit Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara yang ke 25, mengandung makna awalnya kehidupan mesin pesawat terbang  berasal dari angka) di dasar lautan  terterjang Bom sangat dahsyat, karena di wilayah tersebut banyak muatan barang haram narkoba sedangkan untuk gunung  yang berkawah lerengnya banyak budidaya  tanaman sejenis bahan penidur kategori kelompok narkoba, rakyat diuber wedussssssss gemmmmmm…..belllllll, lalu secara naluri lari bersamaan turun serentak kelihatan indah sekali turun gunung seperti kelompok rayap yang bersamaan menuruni gundukan tanah. Mereka semuanya dari mulutnya terdengar suara ah…ah…ah… dalam kamus Inggris istilahnya “All ah” pada zaman sekarang.  Akibatnya setiap Saat ADZAN banyak cahaya pesakit badan yang dilepaskan dari kelompok Bramucora ini ke lingkungan karena dendam. Kebiasaan ini sebenarnya berlangsung sejak dahulu , sehingga ada istilah “Dazzal hancur tepat Saat mengumandangkan ADZAN” . Ada yang hancur Saat ADZAN subuh ada juga ketika Saat ADZAN duhur atau Jumat.  Perang terhadap narkoba dimenangkan oleh Saat.
(istilah keren, Saat = waktu = pedang). Pak ketua PERWAKU punya pedang panjang, bramucora sering menyenteri pak ketua dengan cahaya pesakit badan dari arah sembunyi tetapi pak ketua kebal karena pak ketua berilmu siluman api…hahahaha… malah yang menyenteri sering dimarahinya, “Dasar kalian Bramucora” ambil itu dompet dan plastic kresek isinya tai (kotoran anjing)…hahahaha. Ku Tahu Yang Kau Mau, Barisan Ninja Hitam mengintaimu, hahahahaha,  Suuuus ….kraaat …..derrreereegggg…. deeeer, tuh lava dan lahar  menimpa komplotan elu, rasain lu, hahahaha….”. Itulah omelan pak ketua PERWAKU kabupaten Malinau yang selalu nampak biasa-biasa saja, karena  perang terhadap narkoba  itu hal yang lumrah dan biasa perlu dilanjutkan terus sepanjang massa. Kalau nggak mau digituin ya  jangan berani-berani membidik cahaya pesakit badan secara sembunyi terutama kepada pak ketua, hahahahaha.  Kapooooook deh…..lu…., nyonyor deh lu….. turun gunung deh lu….All ah ….deh   …lu.  Hahaha. Menyerahlah, atau kalian harus  menderita hahahahaha….

Pada zaman dulu, pendentuman keras pada setiap gua mereka yang mengeras membuat mereka lari tunggang langgang. Setelah itu para upas Belanda  menuju ketua adat mereka untuk menamai sukunya dengan nama suku “ Tidung atau suku Tideng” artinya kelompok orang yang suka tidur dalam gua karena ketagihan tidur.

Melihat para upas yang kembali ke Jawa Dwipa membawa beberapa kantong zat penidur tersebut maka suku Bugis yang berdagang di kawasan sepanjang sungai tersebut marah. Kepada ketua adat mereka berkata, “Kalau suku saudara diharapkan memakai nama suku Tidung atau Tideng, maka kami semua berharap agar pusat kelompok suku saudara dimana mereka berkumpul beri saja dengan kelompok desa“ Malinau” sambil melirik para upas dari Jawa Dwipa. Kontan saja ketua adat mendelik karena mereka tidak mengetahui arti dari kata Malinau. Para upas tertawa dan mengangguk-angguk tanda setuju seakan mengetahui maknanya. Tidak lama kemudian jika ada pedagang lewat menanyai desa tempat mereka singgah pak ketua adat sambil mengangguk-angguk mengatakan desa Malinau. Mereka heran ada kebiasaan mengangguk-angguk sebelum berucap Malinau. 

Ketika Belanda singgah di desa bertanya kepada mereka tentang nama desanya, mereka kontan mengangguk-angguk sambil berucap Malinau,Malinau, Malinau. Belanda pun pada saat itu tersenyum senyum karena anggukan mereka. Namun pada saat ini rakyat yang di dalam tubuhnya mengalir darah Indo Belanda atau Indo Inggris  yang menjadi pejabat sepertinya agak gusar ketika melihat orang manggangguk-angguk sambil menyebut nama Malinau. Mereka kelihatannya lebih senang menggeleng-nggeleng sambil berucap Malinau.

Belanda bertanya kepada masyarakat tentang arti Malinau, namun suku tidung tidak bisa menjawabnya malah suku dayak Kenya dan lundayeh yang menjawab sekenanya. Akhirnya nama Malinau dimasukkan dalam agenda Govermen Hindia Belanda dan di diberitakan keberadaan suku baru dengan nama suku Tidung atau suku Tideng hasil wawancara mereka. Buku tersebut pada akhirnya menjadi reverensi pemerintahan Hindia Belanda yang berkedudukan di Den Haag Nedherland-Eropa.

Catatan :
“Dalam KUBI di sebuat aturan baru yaitu penyebutan Vokal AU dibaca O”. Malinau dibaca Malino. Kalau orang suku Bugis membaca Malino mereka ada yang menyebut secara dialek “ Malingo”. Zat penidur berwarna putih banyak digunakan oleh para pencuri sebelum beraksi.

Karena kejadian itu, maka para upas setelah sampai di Jawa Dwipa membuat kata baru yaitu Maling berarti pencuri agar mudah mengenalinya. Kata Malinau disinonimkan dengan istilah awal yaitu “ Brandal”. Malingo artinya mencurilah. Suatu kata me lu…lu… lu untuk kawasan atau wilayah yang gemar memproduk bahan penidur.

Sebelum ada istilah Maling, jika ada pencuri masyarakat jawa selalu berteriak  ada brandal…ada brandal…. ! lalu para upas keluar mengejarnya. Namun karena istilah baru tersebut dipandang lebih keren karena ada kaitannya dengan wilayah penghasil bahan penidur, maka jika ada pencuri maka para upas dan masuarakat Jawa berteriak “ ada maling, ada maling,…ada maling..! lalu banyak orang mengejar dan berusaha menangkap pencuri itu.

Sampai saat ini bukit dan pegunungan di kabupaten Malinau dan umumnya seluruh Kalimantan menjadi target operasi pemberantasan bahan penidur ini yang khalayak ramai mengkategorikan jenis Narkoba. Pada saat pemerintah menyatakan perang terhadap narkoba, banyak komplotan dan rakyat pembudidaya dan pembisnis barang terlarang tersebut  mereka yang mati di timbun letusan  gunung karena membudidayakan di pegunungan-pegunungan yang menyebar di seluruh kepulauan Nusantara Indonesia. Operasi penumpasan mereka lebih dahsyat lagi selama sepuluh tahun lebih karena dibarengi pemulihan krisis moneter dan krisis pangan yang melanda dunia karena buruh mudik mogok kerja di pabrik karena tuntutan kenaikan upahnya tidak terkabul. Sementara itu di Kalimantan senjata elektronik penyembur cahaya tetap mereka gunakan untuk lebih meningkatkan lakunya barang haram tersebut. Perang melawan narkoba di bumi Kalimantan terganjal minimnya pegunungan berapi yang berkawah sehingga sulit untuk meledakkan. Namun pemerintah daerah melalui sosialisasi selalu berusaha menyadarkan perangai masyarakatnya yang sudah tergolong urutan ke-4 kategori pemakai barang haram tersebut di tingkat NKRI-1 pada tahun 2014 yang lalu. Upaya mereka kelihatannya belum berhasil meredakan maraknya terjangan cahaya pesakit tubuh dari para sindikat barang terlarang ini, malah semakin berusaha melawan aparat secara terang-terangan dari arah yang tidak sulit untuk diketahui. Namun dentuman-dentuman gunung yang meluluh lantakan bangunan sindikat mereka  membuat mereka ketakutan dan stess berat.Dalam kondisi stess berat mereka terus beraksi menyemburkan cahaya pesakit badan seperti orang yang gila atau keranjingan. Ketika dentuman keras bertubi-tubi ke komplotan mereka, mereka semakin stress berat dan seperti orang gila. Para aparat pun tidak memberangus peralatan elektronik mereka, bahkan membiarkannya karena mereka digolongkan orang gila namun senang  uang. Di Malaysia komplotan mereka yang tertangkap banyak yang di hukum pancung, di Indonesia banyak yang dijatuhi hukuman mati.

Untuk mengabadikan peristiwa yang agak lucu pada saat operasi pemberantasan zat penidur maka pak ketua PERWAKU Kabupaten Malinau sebelum nya mendirikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) dengan nama LBB ANDROMEDA. Andromeda artinya gugusan para bintang yang banyak jumlahnya menempel pada lengan para upas saat melaksanakan tugas.
LBB Andromeda hanya bertahan selama tujuh tahun karena pak Ketua LBB Andromeda melanjutkan pendidikan S-2 dan sekembalinya pendidikan setelah lulus mengurusi PERWAKU kabupaten Malinau. Alasan berikutnya adalah berkurangnya tenaga pendidik di LBB Andromeda karena semuanya diangkat menjadi PNS.
Catatan :
Narkoba membikin manusia Kawah Kowoh artinya ;
1. Kawah Kowoh = bodoh
2. Kawah Kowoh = gunung meletus akibatnya kawahnya terpercik ke segala arah menjatuhkan buah-buahan.

KO = dalam istilah tinju pukulan yang menjatuhkan lawan. Woh = buah-buahan.  Kawah = Lubang menganga di puncak gunung- gunung yang banyak lavanya. Kawah kowoh = begok, bodoh,melongo saja, dungu, dur,goblok. 

Pada massa revormasi Patih ke 25 Majapahit Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara yaitu 'Pangeran Wongso Gumelar" atau bapak Supardi,S.Pd,M.Pd,  ditanyai oleh seniornya tentang partai baru apa yang cocok untuk mengatasi kebodohan siswa akibat maraknya peredaran Narkoba, maka Patih menjawab " Sebaiknya bikinlah partai DEMOKRAT". Maka setelah partai Demokrat ini terbentuk dan memiliki kekuasaan di NKRI-1 maka operasi penumpasan narkoba   atau perang terhadap narkoba dimulai. Selanjutnya beliau minta istirahat  karena ada tugas yang lebih banyak dari pemerintah NKRI-1 dalam bidang kepengawasan. Patih kerajaan samar Majapahit yang ke-26 diestafetkan kepada "Pangeran Panji Budi Sasongko Waryo Gumelar" namun beliau meninggal bersama Nyi Ratu Parameswari di gunung kelud yang mayatnya tertimbun oleh reruntuhan gunung kelud yang meletus sangat dahsyat pada tahun 2014. Tidak ada lagi kelanjutannya ratu pengganti hingga sekarang. Silsilah kerajaan samar Majapahit Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara hanya sampai Nyi Ratu Parameswari pada tahun 2014. Dengan demikian dendam terhadap komplotan " SEKUTU" yaitu Inggris,Perancis, Belanda, dan Jerman pada perang dunia ke dua telah berakhir pada tahun 2014.

Pesan penasehat kerajaan samar Majapahit dinasti Rajasa Rani Jaya Negara "Jika ada yang ingin melanjutkan dendam Nyi Ratu Parameswari terhadap sekutu maka Raja atau Ratu baru harus diangkat dari Majapahit Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara dengan satu syarat, mampu menahan dentuman senjata meriam Nyi Setomi dan Ki Setomi yang disimpan di kasultanan Surokarto - Ngayugyokarto".

Selesai