Senin, 19 Januari 2015

PATIH SRIKANDI MAJAPAHIT DINASTI RAJASA RANI JAYA NEGARA WILAYAH NUSANTARA



PATIH SRIKANDI MAJAPAHIT DINASTI RAJASA RANI JAYA NEGARA WILAYAH NUSANTARA

Assalaamu ‘alaikum Wr.Wb dan salam damai serta sejahtera untuk kita semua
Sabda Rasulullah SAW “Kejujuran adalah mahligai kehidupan, maka berkata jujurlah kamu jika ingin aku akui sebagai umatku”.
Diceritakan lagi oleh SUPARDI,S.Pd,M.Pd nama dinasti “Raden Mas Supardi Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara”.
Sumber “ Tutur Tinular” kerajaan Majapahit Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara.

Pada tahun 1825-1830 Di kerajaan Hindia Belanda ke-2 (kerajaan Majapahit) terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Kyai Mojo,Sentot Ali Basyah Prawiro Dirjo,Pangeran Diponegoro(nama kerajaan ""Raden Mas Onto Wiryo") dan Imam Bonjol. Akibat perang tersebut pemerintah Hindia Belanda mengalami kerugian yang cukup besar.
Pasca perang seorang ratu yang sangat cantik dan cerdik mengendarai pesawat terbang karena kedekatannya dengan pemerintah Hindia Belanda diharapkan oleh pemerintah Hindia Belanda dalam waktu yang singkat  mampu memulihkan ekonomi pasca perang. Beliau bernama Raden Ajeng Ni Mas Ayu Wiryo Gumelar. Beliau memiliki dua orang patih yang disegani oleh rakyat pada saat itu yaitu patih Wongso Gumelar(laki-laki) dan patih Srikandi Majapahit (perempuan).
Penerbangan ke Hindia Belanda mulai berlangsung, Nyi Ratu mengutus patih Srikandi Majapahit bersama asisten Gubernur Hindia Belanda ke-2  yang bernama tuan Basten.
Patih Srikandi Majapahit dengan tuan Basten kelihatannya sangat akrab, seperti dua orang kekasih yang telah dilanda asmara.  Saat mengisi bahan bakar minyak di wilayah India (sekarang Pakistan) mereka berdua bertemu dengan 41 warga arab yang akan terbang menuju Saudi Arabia tepatnya kota Madinah. Pada saat itu cadangan minyak untuk pesawat tidak banyak sehingga tuan Basten memerintahkan kepada patih Srikandi Majapahit agar mendekati personalia perminyakan agar mengisi full pesawat mereka berdua dan selebihnya untuk pesawat yang mengangkut orang Arab dengan memberikan beberapa keping uang golden.
Perintah dilaksanakan semuanya beres. Sebagai seorang wanita, patih Srikandi Majapahit sangat sedih namun apa boleh buat perintah tuan Basten harus tetap dilaksanakan walaupun resikonya pesawat Arab dengan kondisi kekurangan bahan bakar akan tetap diterbangkan.
Sampai di gurun pasir 40 orang Arab tersebut di turukan oleh pilot karena jika tidak di turunkan maka pesawat tidak lagi bisa sampai ke Madinah.  Pilot mengatakan kepada mereka agar sabar menunggu hingga isi pesawat yang ditumpanginya full setelah sampai di Madinah, dan selanjutnya mengambil lagi ke empat puluh warga arab yang ada di gurun pasir tersebut.
Namun sayang, pilot beserta pesawatnya mengalami kecelakaan di bukit  karena  tiba-tiba meledak. Patih Srikandi Majapahit dan tuan Basten mengetahui peristiwa tersebut.
Tidak lama kemudian mereka berdua menghampiri 40 orang arab tersebut. Mereka bertanya tentang makanan dan minuman mereka dan penjelasan mereka “ Walaupun sampai makanan dan minuman kami habis untuk dimakan dan diminum 40 orang maka kami semua akan binasa jauh sebelum sampai kota Madinah. Sediaan kami hanya cukup 20 orang hingga sampai Madinah”.
Melihat kondisi itu  Patih Srikandi Majapahit iba dan bermaksud menolong mereka untuk terbang ke Madinah, namun tuan Basten mengatakan tidak perlu diangkut karena cadangan minyak pesawat yang ditumpanginya sedikit dan juga tidak muat.
Akhirnya pesawat terbang melaju ke Nedherland. Sesampai di Nedherland patih Srikandi Majapahit mohon agar pesawat terbang bisa dibawa ke Hindia Belanda ke-2 dengan alasan mengambil barang perhiasan untuk zaminan keuangan Hindia Belanda ke-2 dari bank Hindia Belanda.
Sebagai patih Majapahit, patih Srikandi Majapahit memiliki pengetahuan yang cukup banyak terutama tentang ajaran Islam. Oleh sebab itu dengan membawa 40 pedang dari Neidherland beliau terbang ke arah 40 orang Arab yang ada di tengah padang pasir.  Sesampainya di padang pasir dan menemui 40 orang Arab tersebut beliau berkata, "Aku hanya bisa mengangkut 20 orang diantaramu dan aku tidak mau mengantarkanmu ke Madinah namun jika 20 orang diantara kamu mau ikut, ikutlah bersamaku ke negaraku yaitu Majapahit atau Hindia Belanda ke-2. Aku mengetahui resikonya jika 20 orang yang ikut aku antarkan ke negeri Madinah”.
Tidak lama kemudian satu diantara mereka berkata “Dua puluh orang harus mati !” Kontan saja patih Srikandi Majapahit tersenyum di kulum sebab tidak meleset dari perkiraannya. 
Tidak lama kemudian patih membawa 40 pedang ke arah mereka. Sesuai aturan pemimpin mereka maka ada dua puluh pasangan bertikai. Pada akhirnya 20 orang hidup dan dibawa terbang oleh patih ke Nusantara Majapahit atau Hindia Belanda-2 setelah memakamkan  20 teman mereka. Mereka tidak ingin dihukum  mati sesampai di Madinah gara-gara membunuh 20 orang teman mereka sebab hukum Islam diberlakukan di negeri mereka, oleh sebab itu mereka bersedia mengikuti patih Srikandi Majapahit.
Setelah sampai di Jawa Dwipa Nyi Ratu Raden Ajeng Ni Mas Wiryanagoro Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara berkata “Rawatlah mereka yang terluka”, maka semuanya di rawat hingga sembuh. Setelah itu mereka hidup bersama di tanah Jawa Dwipa membaur dan beranak pinak dengan orang Jawa. Perkembangan selanjutnya perkampungan Arab di wilayah dekat Surabaya diadakan agar mereka berkoloni dan mudah dikoordinasi oleh pemerintah Hindia Belanda ke-2 di nusantara Majapahit.
Selesai

Tidak ada komentar: