PATIH SRIKANDI MAJAPAHIT DINASTI RAJASA RANI JAYA
NEGARA WILAYAH NUSANTARA
Assalaamu ‘alaikum Wr.Wb dan salam damai serta sejahtera
untuk kita semua
Sabda Rasulullah
SAW “Kejujuran adalah mahligai
kehidupan, maka berkata jujurlah kamu jika ingin aku akui sebagai umatku”.
Diceritakan lagi oleh SUPARDI,S.Pd,M.Pd nama dinasti “Raden Mas
Supardi Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara”.
Sumber “ Tutur Tinular” kerajaan
Majapahit Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara.
Pada tahun 1825-1830 Di kerajaan Hindia Belanda ke-2 (kerajaan
Majapahit) terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Kyai Mojo,Sentot Ali Basyah
Prawiro Dirjo,Pangeran Diponegoro(nama kerajaan ""Raden Mas Onto Wiryo") dan Imam Bonjol. Akibat perang tersebut
pemerintah Hindia Belanda mengalami kerugian yang cukup besar.
Pasca perang seorang ratu yang sangat cantik dan cerdik mengendarai
pesawat terbang karena kedekatannya dengan pemerintah Hindia Belanda diharapkan
oleh pemerintah Hindia Belanda dalam waktu yang singkat mampu memulihkan ekonomi pasca perang. Beliau
bernama Raden Ajeng Ni Mas Ayu Wiryo Gumelar. Beliau memiliki dua orang patih
yang disegani oleh rakyat pada saat itu yaitu patih Wongso Gumelar(laki-laki)
dan patih Srikandi Majapahit (perempuan).
Penerbangan ke Hindia Belanda mulai berlangsung, Nyi Ratu
mengutus patih Srikandi Majapahit bersama asisten Gubernur Hindia Belanda
ke-2 yang bernama tuan Basten.
Patih Srikandi Majapahit dengan tuan Basten kelihatannya
sangat akrab, seperti dua orang kekasih yang telah dilanda asmara. Saat mengisi bahan bakar minyak di wilayah India (sekarang Pakistan) mereka berdua bertemu dengan 41 warga
arab yang akan terbang menuju Saudi Arabia tepatnya kota Madinah. Pada saat itu
cadangan minyak untuk pesawat tidak banyak sehingga tuan Basten memerintahkan
kepada patih Srikandi Majapahit agar mendekati personalia perminyakan agar
mengisi full pesawat mereka berdua dan selebihnya untuk pesawat yang mengangkut
orang Arab dengan memberikan beberapa keping uang golden.
Perintah dilaksanakan semuanya beres. Sebagai seorang wanita,
patih Srikandi Majapahit sangat sedih namun apa boleh buat perintah tuan Basten
harus tetap dilaksanakan walaupun resikonya pesawat Arab dengan kondisi
kekurangan bahan bakar akan tetap diterbangkan.
Sampai di gurun pasir 40 orang Arab tersebut di turukan oleh
pilot karena jika tidak di turunkan maka pesawat tidak lagi bisa sampai ke
Madinah. Pilot mengatakan kepada mereka
agar sabar menunggu hingga isi pesawat yang ditumpanginya full setelah sampai
di Madinah, dan selanjutnya mengambil lagi ke empat puluh warga arab yang ada
di gurun pasir tersebut.
Namun sayang, pilot beserta pesawatnya mengalami kecelakaan
di bukit karena tiba-tiba meledak. Patih Srikandi Majapahit
dan tuan Basten mengetahui peristiwa tersebut.
Tidak lama kemudian mereka berdua menghampiri 40 orang arab
tersebut. Mereka bertanya tentang makanan dan minuman mereka dan penjelasan
mereka “ Walaupun sampai makanan dan minuman kami habis untuk dimakan dan
diminum 40 orang maka kami semua akan binasa jauh sebelum sampai kota Madinah.
Sediaan kami hanya cukup 20 orang hingga sampai Madinah”.
Melihat kondisi itu
Patih Srikandi Majapahit iba dan bermaksud menolong mereka untuk terbang
ke Madinah, namun tuan Basten mengatakan tidak perlu diangkut karena cadangan
minyak pesawat yang ditumpanginya sedikit dan juga tidak muat.
Akhirnya pesawat terbang melaju ke Nedherland. Sesampai di
Nedherland patih Srikandi Majapahit mohon agar pesawat terbang bisa dibawa ke
Hindia Belanda ke-2 dengan alasan mengambil barang perhiasan untuk zaminan
keuangan Hindia Belanda ke-2 dari bank Hindia Belanda.
Sebagai patih Majapahit, patih Srikandi Majapahit memiliki
pengetahuan yang cukup banyak terutama tentang ajaran Islam. Oleh sebab itu
dengan membawa 40 pedang dari Neidherland beliau terbang ke arah 40 orang Arab
yang ada di tengah padang pasir.
Sesampainya di padang pasir dan menemui 40 orang Arab tersebut beliau
berkata, "Aku hanya bisa mengangkut 20 orang diantaramu dan aku tidak mau
mengantarkanmu ke Madinah namun jika 20 orang diantara kamu mau ikut, ikutlah
bersamaku ke negaraku yaitu Majapahit atau Hindia Belanda ke-2. Aku mengetahui
resikonya jika 20 orang yang ikut aku antarkan ke negeri Madinah”.
Tidak lama kemudian satu diantara mereka berkata “Dua puluh
orang harus mati !” Kontan saja patih Srikandi Majapahit tersenyum di kulum sebab tidak meleset dari perkiraannya.
Tidak lama kemudian patih membawa 40 pedang ke arah mereka. Sesuai aturan pemimpin mereka maka ada dua puluh pasangan bertikai. Pada akhirnya 20 orang hidup dan dibawa terbang oleh patih ke Nusantara Majapahit atau Hindia Belanda-2 setelah memakamkan 20 teman mereka. Mereka tidak ingin dihukum mati sesampai di Madinah gara-gara membunuh 20 orang teman mereka sebab hukum Islam diberlakukan di negeri mereka, oleh sebab itu mereka bersedia mengikuti patih Srikandi Majapahit.
Tidak lama kemudian patih membawa 40 pedang ke arah mereka. Sesuai aturan pemimpin mereka maka ada dua puluh pasangan bertikai. Pada akhirnya 20 orang hidup dan dibawa terbang oleh patih ke Nusantara Majapahit atau Hindia Belanda-2 setelah memakamkan 20 teman mereka. Mereka tidak ingin dihukum mati sesampai di Madinah gara-gara membunuh 20 orang teman mereka sebab hukum Islam diberlakukan di negeri mereka, oleh sebab itu mereka bersedia mengikuti patih Srikandi Majapahit.
Setelah sampai di Jawa Dwipa Nyi Ratu Raden Ajeng Ni Mas
Wiryanagoro Surya Ningrat Rajasa Rani Jaya Negara berkata “Rawatlah mereka
yang terluka”, maka semuanya di rawat hingga sembuh. Setelah itu mereka hidup
bersama di tanah Jawa Dwipa membaur dan beranak pinak dengan orang Jawa.
Perkembangan selanjutnya perkampungan Arab di wilayah dekat Surabaya diadakan
agar mereka berkoloni dan mudah dikoordinasi oleh pemerintah Hindia Belanda
ke-2 di nusantara Majapahit.
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar