Minggu, 28 Desember 2014

TIMUR TENGAH DAN PERMASALAHANNYA KAITANNYA DENGAN LINGKUNGAN HIDUP

Assalaamu 'alaikum Wr.Wb dan salam damai serta sejahtera untuk kita semua.

Kaum Tsamut telah mendustakan rasulnya, akibatnya mereka dibinasakan dengan petir. Oleh sebab itu kawasan suku Tsamut di Timur tengah  mulai peristiwa itu didatangi kelompok manusia yang hidupnya selalu gemar menebang pohon hingga pada akhirnya tanahnya kekeringan dan tandus hingga sekarang. Karena sudah kering dan tandus maka sudah tidak ada lagi petir di daerah tersebut. Lingkungannya semakin panas dan bergurun.

Di Timur tengah suku Majusi pada zaman dahulu menyembah api terutama api yang berkobar dari gas alam setelah padam dilangsungkan pengambilan crude oil. Kondisi lingkungan semakin panas sehingga banyak tanaman yang kekeringan lalu tanahnya berubah  menjadi gurun pasir.

Kedua hal tersebut adalah tindakan pendahulu masyarakat Timur tengah yang masih jahiliyah akibatnya dirasakan generasi penerusnya hingga sekarang.

Kondisi alam tersebut menyebabkan bahaya kekurangan air dan kurang pangan. Akibat kekurangan air dan kurang makanan maka pada saat ini mereka banyak yang berperang. 

Peperangan di negara lain di luar negara mereka juga lebih memperburuk keadaan, karena untuk mencukupi kebutuhan pangan semakin kesulitan sehingga masyarakatnya banyak yang stress berat lalu  gemar berperang.

UN/PBB sebagai Organisasi Internasional yang mengurusi masalah pangan (FAO) seharusnya tanggap dalam permasalahan ini. Oleh sebab itu upaya UN memenuhi kebutuhan pangan mereka dengan cara memperlancar  jalur transportasi mereka dalam hal urusan pangan ke luar negerinya adalah tanggung jawab UN yang harus dilaksanakan kontinyu selama-lamanya.

Jika UN tidak ikut campur tangan secara serius di Timur tengah, maka yang terjadi adalah adanya peperangan yang silih berganti di Timur tengah dan sekitarnya.

Selama ini UN bidang FAO kurang serius aktivitasnya di Timur tengah. FAO hampir macet karena terganggu urusan perang yang notabene negara-negara yang tergabung dalam UN sendiri juga ikut berperang. Sebenarnya anggota atau DK PBB dilarang berperang melawan negara lain, kecuali dalam negerinya sendiri. Kedepannya PERWAKU kabupaten Malinau mengharapkan PBB membuat resolusi yang mencantumkan larangan anggota UN berperang terhadap negara lain. Jika hal ini di langgar maka diberi sangsi berupa embargo keperluan hidup negaranya dari negara lain. Selain itu jika terjadi peperangan sebaiknya segera di damaikan.

UN selama ini masih terlihat masih menjadi permainan atau bulan-bulanan anggotanya/DKnya yang terdiri dari  negara-negara frustasi/stress   yang kecewa karena keinginan menjajah bangsa lain  terpupus/terhenti akibat berdirinya UN karena banyak negara yang merdeka akibat berdirinya UN. Negara penjajah tidak lagi mudah menjajah negara jajahannya yang telah tergabung dengan UN, itulah sebabnya mantan negara penjajah berulah di dalam UN .

Selesai

Tidak ada komentar: