Assalaamu'alaikum Wr.Wb dan salam damai serta sejahtera untuk kita semua.
Sumber bacaan : Tutur tinular, catatan sejarah kerajaan samar Majapahit.
Sumber bacaan : Tutur tinular, catatan sejarah kerajaan samar Majapahit.
"Pergilah Mada dengan keris kerajaan Majapahit (Mojopait) ke tempat pesanggrahan itu hingga kamu muksa", sabda paduka yang mulia kanjeng Ratu Tribuwono Tunggo Dewi.Hal ini disebabkan karena setelah perang paregrek antara kerajaan Pajajaran dan kerajaan Majapahit, bumi nusantara ini akan mengalami banyak ujian dari yang maha kuasa karena yoni keris di tanganmu itu tidak ingin nasibnya seperti Ken Endok ibunya Ken Arok. Selain itu 500 tahun yang akan datang keris itu penentu nasib nusantara, sebab ada perang besar di atas bumi pusat kerajaan Majapahit. Setelah perang besar kerajaan Majapahit ini samar keberadaannya dan sering terjadi kekacauan hingga pada akhirnya ada seorang pemuda yang memiliki aliran darah keturunan prabu Jaya Negara mencari sikep kerajaan samar Majapahit. Kepadanya sikep itu pada akhirnya aku berikan yang berupa keris di tanganmu itu di wilayah yang sengaja aku nampakkan saat ia tidur setelah bersemedi di pesanggrahan keramat sesepuh kerajaan Majapahit. Hingga pada akhirnya dua pusaka kerajaan kerajaan Majapahit itu yoninya bersatu lagi. Dengan demikian teranglah keberadaanya sehingga apa yang diinginkan oleh yoni keris yang ditanganmu itu benar-benar tercurahkan hasratnya kepada pemuda itu setelah purna tugas menjadi patih kerajaan samar Majapahit yang ke-25. Akibat rencana perjodohan ini wong umbul-umbul kelaras (Jepang ...red) merasa kesal karena ingin minta bantuan kekuatan kerajaan samar Majapahit, tetapi dihadapkan dua tokoh darah biru yang berasal dari kerajaan samar Majapahit dan kerajaan Pajajaran yang memegang senjata sama yaitu kujang atau colok rancang.
Oleh sebab itu maka agar wong umbul-umbul kelaras tidak kesal, pada tahun kelahiran patih kerajaan samar Majapahit yang ke-25 akan aku titahkan pada kawula bangsa halusku berupa gerakan pembuatan terusan Suez sampai laut tengah tempat sarang minyak bumi. Titahku laksanakan, semoga titahku padamu yang disaksikan seluruh makluk halus nusantara ini diberkati oleh Sang Yhang Widi (Allah SWT)".
Maka paman Maha Patih Gajah Mada pergi hingga akhirnya Muksa di gua dalam tanah kadipaten Gresik. Keris beliau pada akhirnya ditemukan oleh resi Bargawa yang kebetulan beliau ingin mencari bahan untuk membikin keris yang sangat kuat dan ampuh. Resi Bargawa berasal dari kadipaten yang kini bernama "Gresik", yang artinya kadipaten yang seger tur resik (Segar dan bersih). Beliau telah mengenal pusaka itu karena rangka pada keris itu beliau yang membuatnya. Keris itu pada waktu sebelum paman patih Gajah Mada bertempur menghadapi serangan kerajaan Pajajaran masih tidak berangka karena keris itu adalah keris bikinan Empu Gandring milik kerajaan Singosari. Dari tangan Paduka yang mulia R.Wijaya keris itu turun-temurun di estafetkan kepada anak turunnya. Paduka yang mulia R.Wijaya adalah pendiri kerajaan Majapahit, setelah mengalahkan Raja Singosari yang terakhir.
Paduka yang mulia R.Wijaya masih ada pertalian darah dengan Raja Singosari yang terakhir dari garis keturunan Nyi Ratu Ken Dedes. Beliau setelah mengalahkan Raja Singosari yang terakhir, bersama rombongannya hijrah ke wilayah bagian utara pulau Jawa yaitu sekitar kawasan hutan Tarik mendirikan kerajaan Majapahit yang berbendera merah putih. Warna merahnya sama dengan warna merah daun jati muda, sedangkan warna putihnya, putih bersih sama dengan warna daun pandan agak tua yang dihaluskan kulitnya lalu dijemur hingga kering. Sekarang wilayah itu termasuk wilayah kab."Gresik" yang berbatasan dengan kab.Mojokerto.
Ratu kerajaan samar Majapahit terakhir adalah Nyi Ratu Parames Wari, muksa pada tahun 2014 di lereng gunung Kelud bersama patihnya yang ke-26. Patih Raden Mas Panji Budi Sasongko, berprestasi baik maka ditunjuk sebagai pengganti patih kerajaan samar Majapahit yang ke-25.
Beliau sangat kecewa karena keturunan Nyi Ratu Gaya Tri (Brunai,Singapura,dan Malaysia) memisahkan diri dari negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena merasa dikianati keturunan Nyi Ratu Gayatri maka beliau memilih bertapa hingga muksa di lereng gunung Kelud-Kediri-Jawa Timur.
Menanggapi kekesalan Nyi Ratu Parameswari, Pangeran Wongso Gumelar berkata "Nyi Ratu cupet nalare, ojok di pikir mangko nggarai gelo".
Menanggapi kekesalan Nyi Ratu Parameswari, Pangeran Wongso Gumelar berkata "Nyi Ratu cupet nalare, ojok di pikir mangko nggarai gelo".
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar