Minggu, 22 Februari 2015

MARILAH KITA SIAP SEDIA MENYELAMATKAN ALAM LINGKUNGAN DAN RAKYAT INDONESIA SETIAP SAAT DI MANA SAJA KITA BERADA

Assalaamu 'alaikum Wr.Wb dan salam damai serta sejahtera untuk kita semua.

Oleh :  Pangeran Wongso Gumelar, Mantan patih -25  kerajaan samar  Majapahit dinasti Rajasa Rani Jaya Negara.
Diceritakan lagi oleh : PERWAKU, Tim penyelamat lingkungan Indonesia dan Rakyat Indonesia  khususnya kabupaten  Malinau propinsi Kaltara-NKRI.

Indonesia memiliki sistim pemerintahan kabinet presidentil. Sebagaimana tulisan sebelumnya, faktor utama peralihan bentuk kerajaan menjadi kabinet presidentil adalah karena adanya keinginan perolehan baru mayat manusia  bahan baku crude oil, sehingga ide tersebut di tindak lanjuti yang pada akhirnya terjadi perang dunia ke-2.

Mayat-mayat manusia kolonialis (yang menjadi sasaran) dan yang di kolonialis (yang menjadi sasaran)  bergelimpangan dan dalam bumi serta perairan mengalami reaksi hidrolisis serta penyabunan dan menjadi crude oil bergerak dalam perut bumi menuju ke sumur minyak bumi dan sampai ke dalam sumur minyak bumi waktu rata-rata 3,5 tahun . Jepang gagal panen crude oil hasil usahanya mengobarkan perang asia timur raya, karena dua bom atom yang mengenai kota herosima dan nagasaki. 

Sebagai akibatnya kabinet presidentil untuk NKRI di bentuk yang notabene untuk mempertahankan kabinet ini tentu saja Amerika  pahlawannya karena  ikut andil besar dalam membentuk UN dan Indonesia ada di dalamnya. Misi UN utama adalah melindungi bangsa merdeka yang telah menjadi anggotanya.

Namun perkembangan selanjutnya, Amerika ternyata menunjukkan perangai aslinya yang semua sikapnya pasca Indonesia merdeka itu, karena ingin mendapat simpati dari Indonesia terutama tentang keinginannya untuk ambil bagian memperoleh crude oil di Indonesia hasil perang Asia Timur Raya. Telah nyata perangai aslinya itu terbukti ketika Amerika dan Inggris serta Belanda  bekerjasama membombandir Timur Tengah  untuk mendapatkan minyak bumi.

Meningkatnya kejahatan dan krisis moneter sengaja diciptakan   dengan cara meningkatkan nilai tukar Dollar terhadap rupiah ketika banyak barang mentah, setengah jadi, khususnya barang jadi (daging ayam, daging sapi, dll) banyak yang di ekspor Indonesia dan telah sampai di tangan importer serta masyarakat luar negeri.

Kejahatan yang banyak dan kurang pangan terjadi karena kondisi tersebut, akibatnya pemadaman pemberontakan, pemberantasan kejahatan, dan pemulian ekonomi negara Indonesia memakan korban rakyat Indonesia. Lautan dan gunung menjadi sasaran yang pada kesimpulan akhir bahwa semua itu karena adanya keinginan memperoleh crude oil baru dalam sumur minyak bumi dari bahan baku mayat rakyat Indonesia.

Kabinet presidentil ternoda akibatnya. Oleh sebab itu jika tepi laut (pantai) yang banyak manusianya dan gunung yang banyak manusianya di atasnya serta kota-kota besar yang sangat banyak penduduknya dalam keadaan resesi minyak bumi di hancurkan, khususnya ibukota NKRI maka kabinaet presidentil harus tutup. Sebagai gantinya kabinet demokrasimonarki pancasila, sebab jika tidak  "pembantaian terhadap rakyat Indonesia oleh mereka terus dilakukan". Dalam kondisi itu "Kabinet presidentil adalah tangan kanan penyedia crude oil untuk mengisi sumur minyak bahan baku rakyat Indonesia".

Dinasti Rajasa Rani Jaya Negara pada kondisi tersebut diharapkan menduduki tahta negara kerajaan Indonesia yang berfalsafah pancasila dan diikuti pemindahan  pusat pemerintahan ke arah yang tidak mudah di azab air laut, dan tidak mudah kena imbas gunung meletus.

" Jika kondisi itu terjadi "  kami pihak dinasti Rajasa Rani Jaya Negara siap membentuk pemerintahan kerajaan itu, jika Jakarta  yang rakyatnya mayoritas di benamkan air oleh mereka diam saja atau di tempat lain. Kami juga siap bekerjasama dengan negara-negara  dan bangsa-bangsa  lain di dunia ini untuk meladeni  tantangan Amerika dan Jepang jika mereka berani-berani melawan terhadap pemerintahan demokrasi monarki berfalsafah pancasila pengganti sistem pemerintahan presidentil.

                                                                                  Selesai









Tidak ada komentar: