Selasa, 10 Februari 2015

UPAYA PENYELAMATAN LINGKUNGAN YANG DILAKUKAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DINILAI PERWAKU KABUPATEN MALINAU SANGAT TEPAT


Assalaamu ‘alaikum Wr.Wb dan salam damai serta sejahtera untuk kita semua.
Oleh : Pengamat Lingkungan PERWAKU Kabupaten Malinau.
Sejak Orde lama hinggan orde baru, mayoritas masyarakat  yang duduk sebagai TNI,POLRI,Lurah, Kades,Kasun, Ketua RW,Ketua RT, Haji lulusan SD,haji Lulusan SMP, dan masyarakat awam yang lain di seluruh pulau Jawa, Bali,Sumatera, dan Sulawesi   sangat paham tentang hierarkis struktur instansi dalam pemerintahan.
Seperti halnya rakyat pulau Jawa yang berdomisili di pulau Jawa sangat paham hierarkis kepemerintahan ini.
Contoh :
Dari kabupaten yang baru, dikirim personalia untuk mengikuti penataran di pulau Jawa. Para peserta memiliki golongan rendah dan pangkat yang lebih rendah daripada bawahannya dalam suatu Instansi mengaku sebagai pemimpin Instansi. Walaupun mereka membawa bukti-bukti yang sifatnya asli maka golongan masyarakat  Pulau Jawa  yaitu Golongan TNI,POLRI,Lurah, Kades, Kasun,Ketua RT,Ketua RW.Haji lulusan SD,Haji lulusan SMP, dan masyarakat awam yang lain “ Sangat tidak percaya bahwa ia seorang pemimpin bahkan dicurigai sebagai kelompok pencuri yang berkedok intelektual”  sebab mereka telah membaca peraturan menteri dan peraturan presiden.
Para orang kaya di Jawa ada yang membawa 6 karung amunisi untuk mengebom lautan dan gunung, untuk menghalangi keinginan mereka berlibur serta  menolak kehadirannya apalagi di masa musim krisis moneter. Mereka adalah golongan haji yang kaya raya yang tidak mau kecurian uang dan barangnya.
Getaran episentrum di dasar lautan meraja lela di mana-mana  untuk membuat mereka kapok tidak mengunjungi beberapa pulau di Indonesia. Pemandangan gunung di buat ngeri  begitu juga pemandangan lautan di buat mengerikan.  Aktifitas orang kaya yang takut uang dan barangnya kecolongan atau kecurian seperti itu berlangsung cukup lama sebelum bapak Presiden Jokowidodo dan Bapak Yusuf kala menjadi Presiden dan wakil presiden.
Dalam  pandangan  saya bapak Yusuf Kalla dan Bapak Jokowi adalah Presiden dan wakil presiden   sangat ahli pencegahan kerusakan lingkungan karena beliau mendukung peraturan yang  tidak memperkenankan para abdi negara mengadakan rapat di hotel-hotel mewah. Beliau juga menurunkan harga BBM yang menguntungkan rakyat, sedangkan akibat turunnya harga BBM gaji dan tunjangan pegawai negeri serta sarana dan prasarana untuk mereka jatahnya dialihkan ke pihak lain. Dengan demikian mereka tidak selera lagi serta kesulitan dalam hal keuangan untuk melaksanakan penataran menuju pulau Jawa.
Ketidak patuhan terhadap peraturan menteri dan peraturan pemerintah atau peraturan presiden tentang tugas dan wewenang jabatan sesuai dengan Izasah tertinggi, sangat mengecewakan para pemuka negara.  Tanpa ada instruksi penghalauan oleh barisan depan yang ada di Jakarta, seluruh masyarakat yang kaya dan takut kecurian bergerak menyabotase dengan dentuman-dentuman agar orang-orang dari pulau lain yang berkunjung di pulaunya kapok karena “ Mereka di anggab sebagai  barisan pencuri penipu dan pembohong berkedok intelektual tidak sesui dengan peraturan mentri dan peraturan pemerintah atau peraturan presiden yang berlaku”.  Misalnya dalam pendidikan, berlaku peraturan mentri dan kepres kalau pengawas SMA harus –S2, Kepala sekolah SMA/SPP/SMK adalah –S2, dan lain sebagainya.  Begitu juga hierarkis instansi lainnya harus taat pada peraturan menteri dan kepres yang ada.
mage atau kepercayaan rakyat tersebut di atas tentang yang menyimpang dari peraturan menteri dan kepres  adalah “ Kelompok pencuri berkedok intelektual“ yang berdatangan ke pulaunya dapat dibenarkan dan tidak bisa dipaksakan oleh siapapun walaupun Via telepon atau Via Vax  dari gubernur, bupati, camat, dandim, dan ramil, atau kapolres tempat asal diberangkatkan berusaha meyakinkannya. Atau melalui surat-suratnya, mereka tetap tidak percaya. Mereka tetap tidak percaya dan jika terus dipaksakan untuk percaya tingkatannya adalah “meragukan atau antara percaya dan tidak”. Oleh sebab itu dentuman –dentuman itu tidak lain adalah wujud ketidak percayaan kepada PNS yang di kirim ke pulaunya untuk mengikuti penataran dan lain sebagainya. Dentuman akibat perang Narkoba menambah guncangnya lautan dan juga pegunungan, sehingga keadaan lingkungan Indonesia saat itu sangat mengapokkan pengunjung antar pulau.
Zaman sekarang ada foto copy berwarna, antara asli dan palsu sulit di bedakan. Penipu semakin canggih maka rakyatpun semakin siap siaga. Yang tidak sesuai dengan peraturan menteri dan kepres dianggab pembohong dan harus diwaspadai dan harus dikapokkan.
Menanggapi kebijakan presiden dan wakil presiden  tersebut di atas,  PNS yang ingin selalu mendapatkan SPPD,atau  sebagai kepala Instansi yang berurusan dengan kucuran dana , dicurigai sebagai pemicu pembubaran KPK karena minimnya anggaran yang diberikan dan ingin melakukan korupsi.
Contoh wawancara masyarakat di pulau Jawa .
1.       Pak Haji kaya raya lulusan SMP berkata, “ Masak, golongan 3a lulusan S1  mengaku sebagai kepala sekolah SMA, anak buahnya ada yang S-2 dan golongan 4a, akutanya ia juga baru diangkat menjadi PNS”. Nggak sesuai permen dan kepreskan ?
2.       Pak Haji kaya raya lulusan SD menjawab,  “ Bom saja dengan amunisi gunung atau pantai tempat yang ingin dikunjungi setelah mereka penataran”
3.       Pak haji kaya raya lulusan SMP  menjawab, “ Okelah !”.
Pak polisi ada yang berhasil menangkap amunisi-amunisinya sebagian, namun banyak yang tidak tertangkap. Pak Haji yang tertangkap dipanggil Polisi namun dibebaskan sedangkan amunisinya ditahan.  Komplotan orang kaya seperangai dengannya beraksi juga. Aduh……mana tahan, runyamlah lingkungan jadinya.
Pak presiden tidak mau melihat lingkungan Indonesia rusak. Itulah kebijakannya kepada Instansi PNS yang menyimpang dari  peraturan mentri dan kepres yang harus diterima dengan senyuman yang indah.  Karena pak presiden tindakannya menyelamatkan lingkungan.
Kalau barisan PNS yang di kirim ke pulau lain nggak dipercaya masyarakat di tempat tujuan karena posisinya tergolong penyimpangan peraturan menteri dan kepres jangan ngomel, itu hak rakyat setempat  yang kaya raya dan takut kecurian  untuk curiga  dan siap siaga.
Kalau nggak dipercaya  dan dicurigai sebagai komplotan pencuri dan pengedar narkoba golongan intelektual oleh rakyat tempat tujuan,  jangan marah – marah !.  Menyimpang aturan menteri dan kepres gitu kok !.


                                                                                         Selesai

Tidak ada komentar: